Rabu, 29 April 2020

Ketua DPD Partai Demokrat Sulbar Memberikan Sumbangan Baju Koko Untuk Imam Mesjid di Mamuju



Mamuju - Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Barat Dr. H. Suhardi Duka memberikan bantuan berupa 400 PCS Baju Koko untuk Imam dan Pengurus Mesjid di 80 Mesjid di beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Mamuju dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1441 H, yang pendistribusiannya dilaksanakan sejak tanggal 21 April 2020 yang baru lalu.



 Sekertaris DPD Partai Demokrat Provinsi Sulawesi Barat A. Wahab Abdy, M.A.P mengatakan, kegiatan ini akan dilakukan di Mesjid- Mesjid di Kecamatan yang ada di Kabupaten Mamuju sebagai bentuk kepedulian dan silaturachmi Bpk Dr. H. Suhardi Duka ( SDK ) sebagai warga Mamuju sekaligus Anggota DPR-RI priode 2019 - 2024 dari Dapil Sulawesi Barat kepada para Imam dan Pengurus Mesjid.

"Sesungguhnya Beliau Pa SDK tidak berkenan untuk di publish namun karena kepergok oleh Anda sebagai pewarta ya ditulis saja apa adanya" Ujar Pa Awa.



 " Bantuan berupa baju koko kepada para imam dan pengurus Mesjid di bulan Ramadhan agar dapat digunakan dengan baik oleh Imam Mesjid dan pengurus Mesjid dalam melaksanakan Ibadah dengan khusu ditengah merebaknya Corona Virus " Kata A Wahab Abdy di Mamuju kepada Adv Media ( 28 April 2020 ).



 Harapan seluruh masyarakat . harapan kita semua agar Covid 19 cepat berlalu dalam kehidupan kita dan meyakini bahwa bangsa kita bangsa Indonesia dapat melalui masa sulit dan terbebas dari corona virus Insya Allah. Amin ( Muh. Nur OKT )

Selasa, 28 April 2020

Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kab Mamuju Bagikan Sembako Untuk Masyarakat Terdampak Covid 19




Mamuju - Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat  Febriyanto Wijaya pada hari senin, 27 April 2020 bersama beberapa Orang Pengurus mendistribusikan bantuan Sembako kepada masyarakat  DI Kota Mamuju yang layak mendapatkan bantuan dan mereka yang terdampak langsung Covid-19.

 "Kami berharap paket sembako ini dapat membantu pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat di bulan suci Ramadhan di tengah melemahnya situasi ekonomi akibat pandemi COVID-19,” kata seorang pengurus yang enggan di publisir namanya dalam keteranganNya kepada mediainfo Senin (27/4/2020).

 Dampak dari COVID-19 ini telah membuat banyak masyarakat kita mengalami penurunan penghasilan hingga kehilangan pekerjaan. Hal ini pastinya berdampak pada kemampuan masyarakat untuk membeli kebutuhan dasar. Ditambah lagi, situasi Covid-19 ini belum dapat dipastikan kapan akan berakhir.



"Oleh karena itu, kami harap pembagian sembako ini dapat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga bisa tetap menjamin kesehatan dan keselamatan mereka ,” ujar Beliau.

 Beliau mengungkapkan, bantuan yang saat ini dibagikan kepada masyarakat terdampak adalah bantuan tahap pertama dan akan berlanjut pada tahapan berikutnya dalam bulan suci Ramadan.

 “Insyaallah masih dalam bulan suci Ramadan Fraksi Demokrat akan kembali mendistribusikan bantuan sembako dan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat terdampak untuk menjalankan Ibadah puasa. Semoga bantuan ini bermanfaat dan dapat meringankan beban mereka dalam menjalankan ibadah,” pungkasnya.* ( MUH.NUR OKT )

Senin, 27 April 2020

DPC Partai Demokrat Kab Mamuju Melakukan Baksos Di Bulan Suci Ramadhan Bagi Masyarakat Terdampak Covid 19


Mamuju - DPC Partai Demokrat Kab Mamuju dipimpin langsung oleh Ketua DPC Nya  Hj. Sitti Suraidah Suhardi, S.E., M.Si. Pada hari minggu tanggal 26 April 2020, tepat dihari ketiga bulan suci ramadhan melaksanakan kegiatan peduli dan aksi kemanusiaan dalam bentuk Baksos berupa membagikan Sembako kepada masyarakat terdampak Virus Corona, Covid-19.


 Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kota Mamuju. Ketua DPC Partai Dempkrat Mamuju didampingi oleh HJ Sutina Suhardi, S.H, M.Si. disana  tampak pula sekertaris DPD Partai Demokrat Sulawesi Barat A. Wahab Abdy, S.Sos, M.AP. mereka turun langsung menuju sasaran secara door to door kepada masyarakat terdampak Covid 19.


Kegiatan peduli dan aksi kemanusiaan ini merupakan salah satu wujud dari kepedulian dan komitmen Partai Demokrat dalam upaya melawan Virus Corona dengan  membantu masyarakat kurang mampu yang terdampak Covid 19  di bulan puasa.


 Bantuan yang diberikan kepada masyarakat terdampak dalam bentuk Sembako diharapkan dapat memberikan manfaat yang berlipat di bulan yang penuh berkah ini bagi mereka yang benar- benar membutuhkan. Amin

Minggu, 19 April 2020

NUO Peduli Dan Aksi Kemanusiaan Covid 19


Jakarta - Nasaruddin Umar Office (NUO), sejak Maret 2020 sampai saat ini, melaksanakan kegiatan peduli dan aksi kemanusiaan kepada masyarakat terdampak Virus Corona, Covid-19.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di seluruh provinsi di Indonesia bersama para perwakilan lembaga sosial keagamaan, perguruan tinggi, pengurus masjid, pesantren dan pengurus RT/RW. Kegiatan peduli dan aksi kemanusiaan ini merupakan salah satu wujud kepedulian NUO terhadap masyarakat yang terdampak Covid-19 yang terjadi saat ini.

 Bantuan yang diberikan kepada warga dikumpulkan dari donasi mitra NOU dan jemaah pengajian dan kajian keagamaan NUO. Total donasi yang telah dihimpun dan didistribusikan mencapai 10 milyar rupiah. Ini mencakup voucher belanja, sembako, hand sanitiser, disinfectant, sabun, masker, thermometer, kendaraan sampah, dan lainnya.


 Pendiri sekaligus Ketua Yayasan NUO, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada segenap mitra, donatur dan relawan NUO yang telah memberikan kepercayaan dan membantu NUO dalam kegiatan kemanusiaan Covid-19.

 “Saya sangat terharu merasakan dan melihat begitu mudahnya donasi itu mengalir dari teman, jamaah pengajian dan kami diberi kepercayaan untuk menyampaikannya kepada saudara-saudara kita yang benar-benar membutuhkan. Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setingi-tingginya. Semoga pahalanya dilipatgandakan oleh Allah SWT,” ungkap Nasaruddin Umar yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal itu.

 Secara terpisah, Chief Executive Officer (CEO) NUO, Faried F. Saenong, Ph.D. menjelaskan bahwa seleksi penerima bantuan kemanusiasn NUO sangat ketat dan diprioritaskan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan dan terdampak Covid-19. “NUO sangat selektif mendistribusikan bantuan, harus berdasarkan data. Sementara Bantuan kemanusiaan itu diberikan kepada takmir masjid (Imam, muadzin, merbot), guru-guru ngaji, pengurus pesantren, masyarakat kurang mampu, pekerja informal, dan mahasiswa perguruan tinggi yang merasakan langsung dampak ekonomi-sosial akibat wabah Covid-19,” jelas Faried yang juga aktif sebagai dosen dan penceramah di stasiun TV swasta Indonesia dan Imam Masjid di Wellington, New Zaeland.

 Terhitung sejak pertengahan Maret 2020 sampai saat ini, lanjut Faried, NUO terus mendistribusikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat berupa bantuan sembako dan bantuan voucher belanja sembako yang dapat ditukarkan di supermarket-suparmatket tertentu di Indonesia. Dalam pendistribusiannya, Lajnah Kemanusiaan dan Pemberdayaan Umat (LKPU-NUO) - divisi khusus NUO untuk kemanusiaan - bersama relawan kemanusiaan NUO terus berkoordinasi dan bekerjasama dengan pengurus masjid, pesantren, perguruan tinggi, dan pengurus RT/RW serta tokoh masyarakat setempat.

 Direktur LKPU-NUO, Mulyono Lodji, M.Si, menegaskan bahwa NUO bersama relawan telah mendistribusikan bantuan kepada masyarakat atas amanah dari donatur berdasarkan data yang diterima melalui proses konfirmasi dan verifikasi. Kegiatan ini akan terus berjalan dengan dukungan, bantuan dan kerjasama semua pihak. Semoga kegiatan ini dirasakan manfaatnya dan membantu meringankan beban masyatakat kita di Indonesia. (MUL/Red)

Senin, 13 April 2020

Diklat Angkatan Pertama Usai, PPWI Buka Pendaftaran Angkatan Kedua




Jakarta – Tingginya minat para wartawan dan masyarakat umum untuk mengikuti program Diklat Junralistik Corona yang sedang dilaksanakan oleh Dewan Pengurus Nasional Persatuan Pewarta Warga Indonesia (DPN-PPWI), mendorong pantia diklat membuka pendaftaran peserta untuk angkatan berikutnya.

Sebagaimana diketahui, dalam rangka mengisi masa-masa stay at home akibat bencana Virus Corona atau Covid-19 saat ini, PPWI Nasional menginisiasi sebuah program pendidikan dan latihan jurnalistik bagi wartawan, pewarta warga, dan masyarakat umum.

 Menurut inisiatornya, Wilson Lalengke, disamping untuk membekali para peserta tentang jurnalistik, kegiatan itu juga dimaksudkan dalam rangka menggalang dana untuk membantu warga masyarakat yang terdampak Covid-19. “Daripada waktu habis terbuang percuma selama dipaksa tinggal di rumah akibat bencana Covid-19 ini, lebih baik kita belajar sambil beramal.

"Belajar jurnalistik sambil membantu warga miskin yang terdampak kebijakan stay at home yaa,” ujar Wilson yang juga adalah Ketua Umum PPWI, Minggu, 12 April 2020. Kegiatan Diklat dengan durasi tiga hari itu didesain untuk menghasilkan wartawan dan pewarta warga yang cerdas, handal, dan mumpuni di bidang jurnalistik.

 Peserta diklat diberikan materi terkait Dasar-dasar Bahasa Indonesia, Cara Praktis Membuat Berita/Artikel, Editing atau Penyuntingan Artikel, dan Cara Praktis Mengunggah Berita di Media Online. Pembelajaran angkatan pertama Diklat Jurnalistik Corona ini telah berjalan dari tanggal 11 April dan akan berakhir pada tanggal 13 April 2020.

 Peserta angkatan pertama berjumlah sebelas orang, berasal dari Pidie Jaya, Aceh satu orang; Palembang dan Kayuagung, Sumatera Selatan, masing-masing dua orang; Jakarta tiga orang; serta Bandung, Puwakarta, dan Karawang, Jawa Barat masing-masing satu orang.

 Sebagai respon atas minat yang tinggi dari kalangan jurnalis dan warga masyarakat untuk mengikuti program ini, PPWI Nasional melalui panitia pelaksana, membuka kesempatan pendaftaran untuk angkatan kedua. Hal itu sebagaimana diungkapkan Agung Jepriansyah, koordinator diklat, bahwa program angkatan berikut segera akan dimulai.

 “Rencananya, Rabu 15 April ini sudah dimulai kelas diklat angkatan kedua. Sekarang sudah kami buka pendaftaran bagi peserta diklat berikutnya,” ujar Agung yang merupakan Sekretaris DPC PPWI Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan itu, Minggu, 12 April 2020. Terkait syarat pendaftaran, Agung mengatakan bahwa syaratnya sama dengan angkatan terdahulu. Posedur pendaftaran juga sama. Secara detil, Agung menginformasikan proses pendaftaran peserta diklat angkatan kedua sebagaimana berikut ini.

 *Waktu Pelaksanaan Diklat:* Tanggal 15 – 17 April 2020, pada pukul 09.30 – 12.00 WIB setiap harinya.

 *Waktu Pendaftaran:

* Sejak informasi ini disebarluaskan sampai dengan kegiatan diklat akan dimulai atau saat kuota 30 orang peserta terpenuhi.

 *Materi Diklat:*

- Dasar-dasar Bahasa Indonesia

 - Cara praktis membuat berita (hard/straight news)

- Editing (penyuntingan) artikel/berita -

Cara praktis mengunggah berita di media online (www.pewarta-indonesia.com) *Peserta:* - Wartawan/jurnalis - Pelajar/Pembelajar - Masyarakat umum - Maksimal 30 orang per kelas

 *Tempat diklat:*

 Belajar dari rumah masing-masing melalui jaringan online (WhatsApp Classroom, Zoom Avis-Classroom).

 *Jadwal materi diklat:*

- Hari pertama: Dasar-dasar Bahasa Indonesia, Cara praktis membuat berita -

Hari kedua: Editing/penyuntingan berita/artikel .

- Hari ketiga: Cara praktis mengunggah berita di media online .

*Biaya (donasi):*

Setiap peserta diharapkan untuk memberikan donasi sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah saja). Seluruh dana yang terkumpul akan dikelola oleh team PPWI untuk disalurkan kepada warga masyarakat yang kesulitan bahan pangan selama menjalani masa bencana Covid-19.

 *Metode kegiatan diklat:*

1. Transfer donasi Diklat Jurnalistik Corona sebesar Rp. 100.000,- ke rekening Bank BNI Cabang Senayan, Nomor Rekening: 0243142926, Atas Nama: Persatuan Pewarta Warga Indonesia.

2. Kirimkan nomor WA Anda bersama bukti transfer donasi ke Sdr. Agung Jepriansyah (+62-857-8992-5565) untuk kemudian dimasukkan ke dalam kelas WA Diklat Jurnalistik Corona, informasikan kelas yang diinginkan (pagi atau siang).

3. Setiap peserta hadir online sesuai jadwal yang dipilihnya saat mendaftar untuk mengikuti pembelajaran online.

 4. Materi tertulis dan rekaman suara akan disampaikan melalui jaringan WhatsApp Classroom-nya untuk dipelajari, dimengerti, dan dipahami.

5. Selanjutnya peserta dapat mengajukan pertanyaan, baik tertulis maupun rekaman suara untuk diberikan penjelasan maupun didiskusikan bersama rekan sekelasnya.

6. Penugasan, praktek menulis sesuai materi yang baru saja diberikan dan didiskusikan, dan dikumpulkan saat itu juga.

7. Pemberian tugas PR, praktek menulis untuk dikerjakan seusai jam belajar online.

 *Narasumber/Trainer:*

- Wilson Lalengke (Ketua Umum PPWI, Pimred KOPI).
 - Mung Pujanarko (Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya, Pimred Penanegeri.Com)
- Simon Syaefudin (Wartawan Senior, mantan redaktur Republika).

*Fasilitas:*

 - Sertifikat Diklat dari PPWI Nasional (E-Sertifikat).
- Akses menjadi penulis di Koran Online Pewarta Indonesia dan Jaringan PPWI Media Group.
- Menjadi anggota Komunitas PPWI Nasional dan di daerah masing-masing.
- Kesempatan beramal bagi sesama warga bangsa Indonesia di masa sulit bencana Covid-19.

 “Silahkan manfaatkan peluang belajar jurnalistik ini sambil mengisi waktu luang yang ada.

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sekretariat PPWI Nasional di 021-53668243, SMS/WA 081371549165 (Shony). Terima kasih,” tutup Agung. (APL/Red)

Senin, 06 April 2020

Harapan Ditengah Corona




Oleh : DR. H. Suhardi Duka, M.M. ( Anggota DPR RI 2019 - 2024 ).

Dalam beberapa hari ditengah social distancing ataupun Jaga jarak dirumah saja, banyak yang telepon, bapak dimana?.........., apa saya bisa ke rumah, bapak bisa berkunjung atau apakah bisa ke kebun dan lain lain Jawaban saya pun variatif dengan mengukur kadar kepentingan pesan yang saya berikan dan yang dibutuhkan publik Covid19, banyak mengubah prilaku publik, dalam berbagai hal termasuk kecemasan, bermedia sosial baik yang positif maupun meme meme yang Lucu dan bahkan kritik pedas dan satire yang bermakna optimis maupun passimis.

 Dalam berbagai literatur bila suasana seperti ini terjadi ditengah publik maka kehadiran pemimpin ditengah rakyat sangat dibutuhkan untuk memberi kepastian tengtang kebijakan yang kuat (storong police) yang diambil oleh seorang pemimpin dalam memberi motivasi kepada publik untuk berpikir optimis dalam menghadapi persoalan yang berat seperti mengahdapi corona virus ini.

 Seperti halnya pesan Presiden Ghana Nana Akufo Ado, bahwa demi untuk menyelamatkan nyawa rakyat maka negara ini saya lockdown walaupun saya tahu ekonomi akan memburuk tapi karena juga saya tahu cara membangun kembali ekonomi negara ini tapi saya tidak tahu menghidupkan kembali rakyat yang akan mati akibat covid19.

 Dengan pesan yang tegas ini rakyat Ghana, ikut dan rela merasakan buruknya ekonomi negaranya serta menyetujui sikap presidennya karena tahu pilihannya sulit, walaupun sulit tapi dia memilih untuk ke selamatan rakyatnya.

Beda halnya dengan perdana menteri India, Narendra Modi, yang meminta maaf kepada kaum miskin di negeri itu, akibat lookdwn yang diterapkan tampa persiapan yang matang. Rakyat india justru berbondong bondong mudik akibat tidak jelas kebijakan pemerintahnya.

 Dalam Buku sutasoma, ukuran moralitas pemimpin adalah muncul dari rakyat, dia Tumbuh dari pergulatan yang jujur dan bertanggung jawab bersama rakyat. Pemimpin yang hebat tidak bisa tinggi bagai menara gading jauh dan terasing dari rakyatnya. Sebaliknya ciri pemimpin yang buruk menurut, Jean Lipman dalam buku The Allure to Toxic leaders ( 2004 ) Dia memiliki Karisma yang buruk, ber karakter lemah,haus pujian dan terlalu memandang tinggi diri sendiri.

 Kondisi Indonesia saat ini apapun posisi pemimpinnya selalu dibutuhkan kekuatan bersama bila menghadapi situasi seperti ini. Bangsa ini tidak boleh berpikir mundur dalam menghadapi pandemi yang luar biasa ini. Kekuatan harus terbangun dalam Skala sosial bersama, yang kuat membantu yang lemah pemerintah memastikan ketersediaan pangan dan proteksi kesehatan utamanya bagi para Dokter dan petugas medis.

 Kebiajakan pemerintah Jokowi sesungguhnya telah mengarah pada sasaran yang lebih jelas, dengan alokasi anggran yang cukup besar lebih dari 400 Triliun  dalam menangani Covid 19, termasuk berbagai stimulus yang dapat dimanfaatkan untuk rakyat dalam mengurangi beban hidup nya selama masa pandemi dan Pasca pandemi.

Hanya saja keraguan rakyat terburu terbangun passimisme akan ke mampuan pemerintahnya dalam menghadapi pandemi ini, komunikasi publik yang kurang baik, cenderung tumpang tindih antar pejabat. Begitupun pilihan kebijakannya yang kurang prioritas salah satu nya keengganan dalam merelokasi proyek - Proyek mercusuar seperti IKN dan Infrastruktur yang di nilai tidak mendesak ketimbang menambah utang baru.

Tapi apapun namanya presiden jokowi telah mengambil pilihan untuk penanganan covid19 perlu mendapat dukungan. Sebagai salah seorang yang berada di tataran kebijakan pusat, saya ingin memastikan kepada publik bahwa kesadaran pemimpin di negeri ini sangat kuat dan focus untuk menangani pandemi, baik di sektor keuangan maupun kebijakan dalam penangan pandemi dan dampak ekonominya.

 Dikomisi 4, Kami bersama jajaran KEMENTAN, KKP, KLHK dan Bulog, sepakat untuk memastikan bahwa sampai dengan 5 bulan dan selama tahun 2020 produktifitas dan ketersediaan pangan harus tetap terjaga. Ekonomi harus tetap bergerak di Desa dan mendorong program Padat karya serta berjalannya kegiatan di sektor pertanian.

Walaupun rapat secara virtual tetap harus mengambil keputusan yang cepat demi untuk rakyat yang sebentar lagi dampak ekonominya semakin terasa utamanya dalam menghadapi bulan puasa. Pemimpin harus menjaga dan mengawasi bahwa tidak boleh ada mafia ataupun orang tertentu yang bisa mengambil manfaat pribadi dalam situasi seperti ini, jangan ada satu kekuatan yang untung dan diuntungkan akibat covid19.

Demikianpun kepemimpinan di daerah harus dapat menopang dan mengambil kebijakan yang dapat dirasakan oleh rakyat dengan cepat dan tepat, kreatif tidak menunggu hanya uluran tangan dari pemerintah Pusat. Tahu kondisi sosial ekonomi rakyat di daerah adalah kunci dalam pengambilan keputusan kepala daerah. Tidak pilih kasih dan politis dalam setiap sikapnya, persoalan covid19 bukan politis tapi murni persoalan sosial ekonomi dan keselamatan rakyat.

“Jaga emosi dan tetap bahagia agar auto imun tetap terjaga”.

 MAMUJU tanggal 6 April 2020 #SDK

Sabtu, 04 April 2020

Peduli Penanganan Covid - 19, PPWI Sumsel Bagikan Makanan Gratis



Palembang - Dewan Pengurus Daerah Persatuan Pewarta Warga Indonesia (DPD-PPWI) Sumatera Selatan melaksanakan kegiatan berbagi makanan kepada warga terdampak Virus Corona (Covid-19) di Palembang, Jumat (03/04/2020).

Kegiatan itu dilakukan bersama Polrestabes Palembang yang diwakili Aiptu Kurniawan, sekaligus sebagai ajang sosialisasi dan himbauan kepada warga mengenai pencegahan Covid-19.

 Kegiatan berbagi makanan gratis ini merupakan salah satu wujud kepedulian PPWI Sumsel terhadap dampak mewabahnya Covid-19 yang terjadi saat ini.

Bantuan yang diberikan kepada warga dikumpulkan dari donasi kawan-kawan internal PPWI Sumsel dan beberapa pihak yang terpanggil membantu sesama. Penasehat DPD PPWI Sumsel, R Perdana Iskandar, didampingi Sekretaris DPD PPWI Sumsel Hardi, turun langsung bersama tim untuk membagikan makanan gratis kepada warga Palembang.

Selain itu, Ketua DPD PPWI Sumsel, Syafrizal, juga ikut dalam gerakan PPWI Peduli Penanganan Covid-19 ini. Tidak kurang sebanyak 150 nasi bungkus habis dibagikan saat itu. Para penerima makanan gratis dari PPWI Sumsel ini umumnya adalah warga yang ketika itu sedang beraktivitas, diantaranya buruh harian, tukang becak dan ojek online.

 Pembagian makanan gratis berupa nasi bungkus kepada warga Palembang ini dimulai dari Pasar Kuto. Kemudian dilanjutkan berkeliling menuju Pasar Induk Jakabaring.

 Polrestabes Palembang, melalui Aiptu Kurniawan, dalam kesempatan itu mengatakan bahwa ini merupakan salah satu langkah yang sejalan dengan program Satlantas Polrestabes Palembang yakni memberikan himbauan kepada masyarakat bagaimana cara mencegah Covid-19.

 Secara terpisah, Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, menyampaikan dukungannya kepada PPWI Sumsel. Alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu juga memberikan apresiasi atas inisiatif dan usaha rekan-rekan PPWI Sumsel melakukan kegiatan berbagi kepada sesama di Palembang itu.

 "Saya amat mendukung, mengapresiasi dan berterima kasih kepada kawan-kawan PPWI Sumsel atas kegiatan berbagi makanan gratis bagi warga terdampak penyebaran Covid-19 ini.

Semoga menjadi inspirasi bagi warga PPWI dan masyarakat umum lainnya dalam bergotong-royong membantu sesama," ujar Wilson dari Jakarta, Jumat 03 April 2020. (REL/Red)
 Editor: Agung Jepriansyah.

Dimasa Karantina , Pemda Hendaknya Tidak Melupakan Wartawan



Oleh: Wilson Lalengke*

 Jakarta – Menyikapi kondisi penyebaran Virus Corona atau Covid-19 hari-hari ini, banyak daerah yang sudah menerapkan kebijakan Karantina Wilayah. Kebijakan tersebut mewajibkan semua warga harus tinggal di rumah _(Stay at Home)_ dan melakukan pekerjaan dari rumah _(Work from Home)_.

 Anak sekolahpun sudah diliburkan hampir dua minggu berjalan, dan mewajibkan para siswa belajar dari rumah _(Online Learning)_. Bagi beberapa kelompok warga, kebijakan _lock-down_ ala Indonesia (baca: karantina biaya mandiri) itu tidak begitu merepotkan, terutama bagi mereka yang berstatus sebagai pegawai pemerintah atau pengusaha.

Kelompok warga ini, walau di level kepegawaian rendahan sekalipun, masih memiliki harapan untuk mendapatkan tunjangan pembiayaan hidup sehari-hari. Minimal dari gaji bulanan mereka. Namun, bagi sebagian besar rakyat, kebijakan stay at home merupakan sesuatu yang sangat merisaukan. Karyawan atau buruh pabrik, pedagang kaki lima, dan tukang ojek adalah beberapa kelompok masyarakat yang hidupnya hanya berharap dari kerja harian.

Uang yang didapat hanya cukup untuk biaya hidup dari hari ke sehari. Dapat uang hari ini, habis untuk biaya hari ini, kadang tidak cukup. Kondisi itu merupakan situasi yang dihadapi ratusan ribu jurnalis se-Indonesia.

Kehidupan mereka juga amat memprihatinkan, hidup sehari ke sehari dengan pendapatan yang seadanya. Wartawan Indonesia adalah salah satu kelompok rakyat yang selama ini terabaikan di negerinya sendiri. Taraf perekonomian kebanyakan para jurnalis tergolong berada di bawah garis pra-sejahtera (untuk tidak mengatakan garis kemiskinan).

 Terdapat beberapa faktor yang membuat kesejahteraan para jurnalis di tanah air sulit beranjak naik. Jangankan untuk menabung, pendapatan sehari-hari saja hanya cukup untuk biaya keseharian keluarganya. Jikapun ada wartawan yang sejahtera, umumnya mereka adalah pemilik media atau jurnalis yang mempunyai bisnis di luar jurnalistik.

 Beberapa perusahaan media yang memiliki ribuan wartawan, sebutlah Kompas sebagai contoh, dapat memberikan penghasilan yang hampir memadai bagi wartawannya. Perusahaan media nasional itu memiliki beberapa jaringan bisnis non-jurnalitik, seperti properti, perhotelan, hingga perkebunan dan pertambangan. Hal tersebut menjadikan Kompas dapat bertahan di tengah gelombang dasyat kemajuan media online yang tidak dapat dimonopoli oleh media tertentu saja.

 Walaupun begitu, pola pemberian gaji bagi para wartawan media nasional sebesar Kompas, tidaklah sama alias tidak merata bagi ribuan wartawannya itu. Kinerja sang wartawan amat menentukan penghasilan yang bersangkutan.

 Dengan kebijakan media besar seperti ini, tentunya masih menyisakan banyak rekan wartawannya yang hidup pas-pasan, dapat sehari, habis sehari. Jika kondisi kalangan jurnalis yang bekerja di media-media besar, yang mempunyai jaringan bisnis beromset miliaran hingga triliunan, masih cukup memprihatinkan, maka dapat dibayangkan kehidupan para jurnalis di daerah-daerah yang hanya bermodal idealisme dan semangat empat-lima.

Bekerja dengan bermodal sebuah android untuk merekam hasil wawancara sekaligus mengambil foto sang narasumber dan obyek berita, tentunya tidak akan memberikan hasil (pendapatan) yang cukup. Akibatnya, di saat-saat genting masa karantina seperti sekarang, kalangan jurnalis merupakan kelompok rakyat yang amat rapuh dari sisi ekonomi. Sebagian besar mereka tidak memiliki persediaan kebutuhan hidup, tidak juga memiliki tabungan dana yang memadai untuk menjalani masa stay at home, walau untuk beberapa hari sahaja.

 Jika sang wartawan memiliki keluarga dengan jumlah anak yang cukup banyak, semisal 3 atau 4 orang, tentunya menjadi beban yang sangat berat baginya. Wartawan tidak akan pernah berputus asa, apalagi mengeluh, terlebih lagi mengemis kepada siapapun. Idealisme seorang wartawan yang selalu siap untuk hidup menderita merupakan pegangan utama bagi mereka. Jangan pernah berharap bahwa wartawan akan datang ke pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk sekedar meminta bantuan. Justru, para jurnalis sejati akan bergerak untuk menggalang kekuatan dalam mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat.

Wartawan hanya lantang suara ketika memperjuangkan rakyat, tetapi diam seribu bahasa jika bicara soal nasib-hidupnya sendiri. Walaupun wartawan diam, janganlah beranggapan mereka kuat dan mampu bertahan tanpa makan-minum sehari-hari.

Wartawan tetaplah manusia. Mereka butuh asupan makanan untuk tetap bisa hidup. Mereka juga butuh menghidupi anak-istrinya sebagai bagian dari tanggung jawab kemanusiaannya di keluarganya.

 Pemerintah semestinya tidak melupakan kalangan jurnalis sebagai bagian dari rakyat Indonesia yang wajib diayomi dan dilindungi hidupnya. Berikan akses ke sumber-sumber ekonomi yang ada di lingkungan pemerintah, baik dari alokasi anggaran APBN/APBD maupun bentuk bantuan lainnya. Pemanfaatan keuangan yang bersumber dari dana CSR _(Corporate Social Responsibility)_ perusahaan-perusahaan yang ada di daerah masing-masing dapat dimaksimalkan membantu warga masyarakat terdampak, termasuk kalangan wartawan.

 Paling penting dari semua ini adalah bahwa para pengambil kebijakan di pemerintahan daerah semestinya peka terhadap kebutuhan warganya, terutama dari kalangan “pendiam” wartawan.

Mereka adalah bagian dari tanggung jawab Anda, karena mereka adalah rakyat Anda. Saya hanya menyuarakan keresahan ratusan ribu wartawan se-nusantara, yang tidak pernah mereka utarakan, bahkan kepada sayapun tidak pernah. (*) _

*) Penulis adalah Ketua Umum PPWI, Alummni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012_