Selasa, 17 Juli 2018

KOMITMEN DAN KREDIBILITAS DIRI, KENISCAYAAN BAGI PEMIMPIN

OLEH : DR H SUHARDI DUKA, MM



Untuk suatu jadwal penting di pagi hari, katakanlah seperti Ujian, atau rapat penting. Sering kita menyetel alarm di Handphone (HP) kita dengan menunjuk pukul 05.00 pagi untuk bangun belajar dan mempersiapkan rapat.

Tapi saat berbunyi, ternyata kita tidak bangun. Kita justru berusaha manggapai telepon genggam itu untuk segera menyetop alarm, kemudian tidur lagi. Alasannya cukup sederhana; biar tidur dulu. Kita lagi ngantuk, ujian atau rapatnya jam 9 kok.

Kejadian ini berkali-kali sering kita alami. Saat kita membuat keputusan dan rencana, saat itu pula kita tidak mampu melakukannya. Seperti berjanji berhenti merokok, betul saat sakit dia berhenti. Tapi setelah sembuh, seminggu kemudian merokok lagi.

Riset menunjukkan, banyak orang yang tidak menindak lanjuti sasaran yang telah ditetapkan, atau tidak memenuhi  janji-janji dan komitmen-komitmen yang telah dibuatnya sendiri.

Kredibilitas itu sederhana memahaminya. Sebab kredibilitas itu maknanya, terbangun dari diri. Karena itu, dalam membangun komitmen diri harus diawali dengan timbangan rasional. Seperti halnya jangan menyetel alarm pukul 5 pagi jika hanya mampu bangun saat pukul 07.00 pagi.

Kalau anda pemimpin muda, mulailah dari hal yang mudah dilakukan. Buatlah janji, dan komitmen yang tidak sulit untuk ditepati. Dengan kebiasaan seperti itu, akan membentuk kredibilitas diri Anda.

Menurut Cardinal de Retz, seseorang yang tidak mempercayai dirinya sendiri tidak akan pernah benar-benar mempercayai orang lain. Seseorang yang selalu menjaga kredibilitas dan komitmennya akan selalu merasa layak. Semakin kita melakukannya semakin besarlah keyakinan kita bisa melakukannya. Demikian juga dengan kepercayaan diri dengan orang lain.

Setiap orang memiliki karakter masing-masing. Katakanlah seperti Baharuddin Lopa yang dikenal berkarakter jujur dan sederhana. Pun dengan BJ. Habibie dengan karakter kepemimpinan, teknologi dan Islami.

Sebalinya, ada juga pemimpin lokal yang dikenal masyarakatnya senang berbohong. Karena hampir seluruh janji dan kata-katanya tidak pernah ditepati!

Pemimpin yang berkarakter seperti ini tentu tidak pantas dikatakan pemimpin. Ia jadi pemimpin karena adanya celah dan kelemahan dari sistem demokrasi. Alias rakyat keliru memilih. Karena Demokrasi bukanlah sistim yang sempurna. Dia juga membawa cacat bawaan.

Akan tetapi dibanding dengan sistim lain katakanlah monarki atau sosialis komunis, tentu pilihan kita adalah demokrasi yang tidak sempurna.

***
Ada empat inti pembentukan kepercayaan diri. Pertama, integritas. Konsep ini pada dasarnya mengandung pesan untuk berkomitmen pada kejujuran. Bahkan lebih dari itu, integritas adalah keseluruhan kelakuan apa yang anda sendiri ajarkan.

Kedua, niat. Ini berkaitan dengan motif, dan ketulusan yang ada pada diri setiap individu.

Ketiga, kemampuan atau kompetensi. Dan keempat, Daya alias kecakapan berkomunikasi.
Keempat hal di atas akan membuat diri anda layak. Percayalah, bahwa anda adalah seorang yang selalu komitmen pada setiap keputusan dan rencana. Baik dalam lingkup perusahan, ataupun organisasi dan birokrasi. Apalagi jika anda seorang politisi. (Sdk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar