Indiriana Kartika bersama 2 putra-putrinya ( sumber foto : www.jpnn.com )
Artikel judul PASKIBRAKA ini Saya tulis terkait dengan suasana perayaan HUT Proklamasi kemerdekaan RI yang ke-68 setelah sebelumnya tentang " Uniknya Upacara detik-detik Proklamasi di Mamuju "
Hari Raya Idhul Fitri 1434 kemarin Saya Mudik ke Palopo untuk silaturachmi dengan Orang tua keluarga dan kerabat, seperti biasanya kemanapun Saya bepergian selalu saja membawa Tablet Ipad atau samsung untuk meliput atau membuat artikel tentang apa saja yang ditemui yang pantas untuk diangkat kemudian Saya posting di Kompasiana atau blog pribadi Warta Warga Sulbar.
Dua hari setelah lebaran saya bertemu untuk bersilaturakh
mi dengan ponakan bernama Nursyam Yusuf putra Mayor ( Purn ) Almarhum M.Nur Yusuf yang pernah bertetangga dengan Pa Juritno ketika Pa Juritno masih bertugas sebagai DANDIM 1403 Palopo, kami memang tinggal dalam lingkungan yang sama dengan rumah Dinas Dandim, Kasdim, Pasi di Mess Kodim 1403 yang berlokasi di samping lapangan Gaspa dan Jalan Opu Tosappaile.
Pertemuan Saya dengan Nursyam dan beberapa teman-teman semasa muda dulu di Palopo, setelah lebih dari 25 Tahun meninggalkan Palopo jarang sekali terjadi pertemuan seperti itu, disamping jarang mudik kalau mudik hanya sehari atau dua hari di rumah orang tua ( Ibu ) , mana sempatlah bertemu dengan mereka, reuni pasca lebaran 1434 H Tahun 2013 digunakan untuk ngobrol ngalor-ngidul tentang penggalan pengalaman masa muda dulu di kampung halaman.
Tentu pembaca penasaran ingin mengetahui apa saja yang kami obrolkan dalam reuni tak bertitel itu ? Themanya banyak , tidak jauh-jauh dari sekitar kami, kalau mau diceritrakan semua- semuanya ( Full read ) pastilah makan waktu dan tempat, jelas yang paling menarik dan seru ketika Nursyam menceritrakan kepada Saya tentang kehidupan teman-teman masa muda dulu yang tak sedeikit saat ini sudah menjadi pejabat dan mantan pejabat Bupati, Wakil Bupati, Kepala Badan Nasional, beberapa diantaranya sudah jadi Kepala Dinas bahkan dua ponakan Saya yang dulu waktu masih remaja pernah sama-sama di rumah Om ketika Saya lontang lantung dalam perantauan di Jakarta Kombes Pol. Drs. Hasan Malik, MPD sudah menjadi Kabag Kejahatan Khusus Mabes Polri serta Irwan Idrus yang waktu itu masih anak-anak sudah jadi Kepala Badan Pertanahan di Bau-Bau hebat mereka.
Nampaknya pembaca yang budiman sudah Saya ajak berkelana keluar dari judul, ketika masih SMA Hobby Saya adalah menulis, menulis apa saja di Koran atau Majalah yang penting bisa dimuat dan dapat Honor walau tak seberapa, dan ketika obrolan kami mencapai puncak tiba-tiba Saja Nursyam ( Baso ) mengingatkan Saya tentang INDRIANA KARTIKA ( IKA ) yang kalau tak salah tahunnya antara 1986 - 1987 menjadi Paskibraka mewakili Palopo Sulawesi Selatan menjadi Pasukan Penggerek Bendera Nasional pada HUT. Proklamasi kemerdekaan RI dari SMA Negeri 1 ( dulu SMA 158 ) Palopo.
Sebagai Anak Pejabat dengan prestasi dan prestise yang sangat baik di SMA-Nya saat itu IKA sangat pantas untuk dipublikasikan dan pantas untuk dimuat di Media Nasional, hasil wawancara dan Foto-foto ketika jadi Paskibraka kemudian Saya kirim ke Majalah Remaja IDOLA Jakarta dan hanya berselang seminggu sudah dimuat dihalaman khusus dengan Honor yang lumayan. ( Saya mencoba mencari Majalah Idola yang dikirim kepada Saya oleh Redaksi Idola sebagai bukti pemuatan saat itu ketika pulang ke rumah, tapi sudah hilang terlupakan , maklum saja sudah hampir seperempat abad yang lalu ).
Dan ingatan Saya menerawang kembali tentang itu ketika Nursyam mereply dalam pertemuan silaturachmi di Palopo beberapa hari yang lalu.
" Om masih ingat ki Ika yang anaknya mantan Pa DANDIM Brigjen ( Purn) Pa Djuritno yang pernah jadi Bupati Mamuju Om " berusaha mengingatkan Saya.
" Kenapa kah Dia sekarang " jawab Saya sekenanya maklum belum jelas maksudnya.
" Masa lupa itu dulu sekitar 1986 atau 87 , waktu itu Saya sama Letda Alfathoni ( perwira muda dari Akabri pasukan 721 ) yang melatih Paskibraka mencari bahan tulisan dan Fotonya Ika waktu jadi Paskibaraka di Jakarta Om , Dia sekarang Istrinya Ketua KPK Pa Abraham Samad !? "
" Saya ingatmi, Alfathoni yang kalau tak salah naksir juga Ika waktu itu ? jawab Saya sekenanya.
' agh tidak temannya Pa Alafathoni yang latih Paskibraka " jelasnya kemudian.
Saya tidak terlalu kaget kalau Ika dan Pa Abraham Samad berjodoh mereka sama-sama anak tentara dan pernah tinggal dalam lingkungan yang sama, kalau tak salah ingat maklum sudah tua Pa Kapten Samad waktu itu ( Orang Tua Pa Abraham ) pernah tinggal di Mess Kodim 1403 Palopo ( Opu Tossapaile ) masih tetangga dengan kami-kami, setelah Ika pindah ke Makassar mereka kemudian bertemu kembali dan menikah.
Ceritra terus berlanjut dengan thema yang lain terus bergulir hingga sore jelang Adzan Magrib kamipun bubar nerekapun berpamitan pulang kerumah masing-masing, tak semua Ceritra mereka bisa Saya tulis dan tak mungkin Saya tulis dsini.
Bagi Pembaca Warta Warga Sulbar yang ingin mengetahui aktifitas INDRIANA KARTIKA setelah menikah dengan Pa Abraham Samad bisa dibaca tinggal Klik " Abraham dapat suntikan Semangat dari Istri " . atau disini " Istri Ketua KPK Abraham Samad Biasa terima orderan jahitan "
Itulah sedikit dari banyak oleh-oleh perjalanan mudik lebaran Saya ke Kampung halaman di HARI RAYA IDHUL FITRI 1SYAWAL 1434 H, yang bisa Saya Share untuk Anda Pembaca yang budiman dalam suasana HUT Proklamsi kemerdekaan RI ke-68.
Kepada Bapak-Bapak/ Ibu yang terkait namanya didalam artikel ini jangan khawatir tidak ada maksud negatif ataupun maksud tertentu yang perlu dikhawatirkan menganggu aktivitas , atau privasi yang tidak layak dimuat di era keterbukaan ini Saya menulis berdasarkan data yang akurat dari sumber yang akurat, kalau ada yang keliru, tulisan ini dibuat manusia yang tak luput dari salah dan khilap jadi mohon dimaafkan.
Kepada Bapak Letda Alfathoni ( kabarnya sudah jadi Jenderal ) mungkin sudah lupa, semoga tulisan ini mengingatkan Bapak pada Palopo salam dari Saya di Sulawesi Barat.****
Hikmahnya " Semua manusia dilahirkan kedunia dalam kondisi sama tanpa sehelai benangpun, setelah dewasa manusia sama dihadapan Allah dan hukum tapi takdir dan nasib yang kemudian mengubahnya menjadi berbeda " .**( Muhammad Nur Inno )
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus