Foto Dari Facebook Pa SDK
Suasana Politik Minggu Pertama April 2016 menuju tahapan Pilkada Gubernur Sulawesi Barat tampaknya sudah memanas walau tetap dalam kondisi yang wajar dan aman berbagai intrik dan manuver Politik dilakukan oleh para bakal Calon Kandidat, Para Petinggi Partai, Para Pejabat dan Politisi menyikapi Tahapan Pesta Demokrasi menuju Pilkada Gubernur Sulawesi Barat 2017.
Perlu diketahui Tahapan Pilkada serentak 2017 yang akan diikuti oleh 101 Daerah akan mulai bergulir pada April 2016 ini berupa tahapan persiapan pemutakhiran data Pemilih serta Sosialisasi dan akan dilakukan serentak di 101 Daerah yang akan menggelar Pilkada 15 Pebruari 2017 , termasuk Pilkada Gubernur Sulawesi Barat , dan kalau tak ada aral melintang pada bulan Agustus 2016 tahapan itu akan dimulai berupa Persiapan dan Pendaftaran Calon yang diusung Partai Politik , sedang Calon Independen ( perseorangan ) pendaftarannya lebih awal yaitu pada bulan Juli 2016.
Sekedar Intermezzo berbagai pernyataan Politik terlontar dari para Pejabat yang juga Politisi menyikapi susana yang sedang berkembang ditengah-tengah masyarakat saat ini, bila disimak lebih dalam pernyataan tersebut menurut hemat penulis kontroversial, bertentangan dengan kata hati bila dilihat dari sudut pandang praktisi, tapi dari sudut pandang Politik oleh para Politisi kemungkinan hal seperti ini wajar dan biasa-biasa saja, kebiasaan para Politisi bermanuver. Ya ...Asal tidak kebablasan. Pejabat Public yang juga seorang Politisi diumpamakan bagai 2 sisi mata uang satu kepingan berada diantara 2 pijakan sebagai Pejabat Publik yang akan mengakomodir semua kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi atau golongan, akan tetapi sebagai Pejabat Partai yang telah menandatangani Fakta Integritas harus loyal pada Partainya, harus tunduk dan patuh pada Keputusan Partai. Manuver Politik dalam bingkai Pra Pilkada usai sudah saat Keputusan dari Pimpinan Partai resmi mencalonkan para Kandidatnya.
Dalam hal Pilkada Ungkapan dari orang Bijak Bestari bahwa Politik adalah seni dari berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, sebagai buah dari rasa percaya diri dan ketidak tergantungan yang tinggi terjadilah Pembangkangan Politik yang muaranya menolak perintah Partai, , sebagai Politisi yang sudah makan asam garam berpolitik tak akan memilih Opsi ini kalau tidak karena terpaksa atau dipaksa karena akan banyak menimbulkan implikasi Politik yang saling berkaitan dengan orang-orang yang pernah ada disekitarnya.
Beranjak dari sana dari kondisi Politik yang berkembang di Sulawesi Barat saat ini , Penulis mencoba merangkaikan dan menghubung-hubungkan dengan situasi kebatinan yang termuat dalam STATUS FACEBOOK Bpk. DR. H. SUHARDI DUKA, MM ( PA SDK ) yang termuat dalam Akun Facebook " Suhardi Duka " yang diposting dua kali dalam dua hari, opini saya berkembang dalam status itu ada pesan yang samar, pesan Politik kepada para Kader, Para Pendukung, Para Loyalis yang setia agar tetap tenang, tetap senang. tetap Solid dalam kondisi dan situasi yang mulai memanas dengan pikiran dan hati yang dingin.
Mari kita simak Status facebook PA SDK seperti ini :
2 April 2016 15.03 Wita
Dlm ilmu ekonomi persaiangan itu penting agar meningkatkan kualitas barang dan jasa, dipolitik rupanya lebih kejam, persaiangan bisa menajdi penghancuran. saya mengajak biarlah berjalan normal semua agar rakyat bisa memilih yg terbaik. Siapapun wajar kalau menganggap baik dirinya tp finalnya ada di rakyat.
4 April 2016 Sekitar jam 13.10 Wita
Meninggalkan sahabat tdk ada dlm rumus hidupku, tp ditinggalkan sahabat adalah bahagian dari perjalanan karier saya, Sahabat adalah tetap sahabat beda pandangan pilitik adalah bahagian dari pendewasaan politik dan demokradi yang saat ini kota bangun.
Saya tak ingin menafsirkan Status Facebook Bapak terlalu jauh, opini setiap Orang berbeda dalam menyikapi setiap persoalan, kalau ada pendapat, saran dan koreksi Silahkan Muat dalam kolom Komentar, Ini Opini bukan pendapat Umum.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar