Opini Saya Oleh : MUHAMMAD NUR OKT - MAMUJU.
Sebelum Lanjut Sahabat, Kerabat sebelum membaca artikel klik dan dengarkan lagu yang sahdu ENDLESS LOVE punya Mariah Carey & Luther Vandross dibawa alunan lagu ini anda akan terhibur " ( biarkan saja promosinya sebelum lagu ).
RECALLING ( Mengingatkan Kembali ) peristiwa 2010 - 2011, Naskah ini Saya Tulis di Kompasiana pada tanggal 25 Nopember 2010 secara bersambung .., sebagai dukungan Orang Tua kepada anaknya yang tak mengenal lelah, keluar masuk pemukiman transmigrasi menjelajahi kecamatan di Kabupaten Mamuju bahkan sampai ke Kabupaten lain yang ada di Sulawesi Barat sebagai Tim Sukses dari SDKCommunity Pendukung Pasangan Pa AAS - Aladin S Mengga, hingga akhirnya setelah kemenangan diraih Dia terbuang dari kumpulannya dari yang pernah didukungnya mati-matian begitu Saja entah mengapa Sayapun tak tahu ? Walau Dia tak pernah menyesali diri karena tugas sebagai Tim Suskses itu diberikan oleh Pa SDK, namun Sebagai Orang Tua Saya sedih perjuangan tak mengenal lelah yang kadang membuatnya sakit itu tak membuahkan respon, sabar adalah cara terbaik untuk mengatasi kegalauan dihati, Orang Sabar katanya di kasihi Tuhan. Tuhan akan memberikan jalan yang lurus bagi hambanya yang sabar dan Tawakkal.
NASKAH PERTAMA :
Saya sedang lewat di depan rumah jabatan Bupati ketika lampu merah di perapatan empat lapangan Achmad Kirang menyalah, diatas mobil terrano milik putraku, hanya berdua dengan Om Bel kerabat yang mengemudi dan saya duduk di kursi belakang sebelah kiri.
Pandangan saya arahkan kesebuah pamflet ukuran besar yang di pasang sebelah kiri saya, dan dipojok timur lapangan, terbaca dengan jelas sdkcommunity mendukung AAS sebagai calon Gubernur Provinsi Sulawesi Barat priode 2011-2016.
Pak AAS adalah Gubernur Provinsi Sulawesi Barat priode 2006 - 2011, Gubernur incumben yang kembali mencalonkan diri untuk priode ke-2 , 2011 - 2016.
sdkcommunity adalah tim hore ( meminjam istilah mas Wisnu Nugroho, untuk Tim Sukses ) , yang di bentuk dalam rangka pemilukada Bupati Kabupaten Mamuju priode 2010 - 2015, untuk pemenangan Pak SDK, Bupati incumben yang kembali mempertahankan kursinya untuk priode kedua dan dilantik dalam upacara meriah di lapangan merdeka Mamuju pada tanggal 8 oktober 2010 jam 08.00 wita.
Menyoal pemilukada dan tim hore, saya sangat menyadari sesadar-sadarnya bahwa hal ini masuk kedalam rana politik, dan saya sebagai PNS tak wajar kasak-kusuk di dalam arena yang dilarang oleh Undang-undang. Saya masih waras dan hal itu tak mungkin saya lakukan, so..?? saya tak mungkin membahasnya !!
Saya hanya sekedar ingin berbagi saja, ya..berbagi kegembiraan dan kebanggaan saya, karena saya melihat pamflet sdkcommunity dan saya tahu wadah itu dikordinatori oleh putra pertama saya yang saya sangat banggakan, yang masih muda M.Aditiya Arie Yudistira.
Kenangan akan masa lalu saya yang menyenangkan bertugas di unit pemukiman transmigrasi , masih sebagai tenaga honorair, dalam usia remaja saya, Anak ini lahir dari perkawinan saya dengan perempuan anak warga transmigran asal Jawa timur.
Karena saya dimutasi tugas di Mamuju maka kami sekeluarga pindah dan menetap di Mamuju saat dia masih berumur 6 tahun, masa kecilnya sampai dewasa dilewati di Mamuju berteman dengan orang asli Mamuju, kecuali saat dia melanjutkan pendidikan di Universitas 45 Makassar, itupun hampir setiap 3 bulan sekali dia pulang ke Rumah, menurut saya dia adalah orang Mamuju yang lahir di Unit pemjukiman transmigrasi Kabupaten Luwu, dari etnis campuran Palopo-Jawa.
Pikiran saya menerawang hari-hari bersamanya, sejak masih SD dia sudah belajar mencari uang sendiri untuk jajan dengan membantu-bantu neneknya berjualan es lilin di terminal usai sekolah, setelah SMA bergabung di beberapa Oranisasi ekstracurikuler di sekolah dan kampusnya, ikut di berbagai organisasi sosial dan kemasyarakatan, dia sangat mencintai dunia penyiaran dan dunia penulisan. Wataknya yang pendiam dan tertutup membuat saya sulit mengorek isi hatinya.
Yang membuat saya sagat respek padanya karena tak sekalipun saya dengar atau melihatnya sendiri, dia bertengkar apalagi berkelahi dengan teman atau orang lain dari kecil hingga sekarang.
Mungkin karena dia anak pertama, maka rasa sayang padanya tak sanggup saya ucapkan dengan kata-kata, masih segar dalam ingatan masa kecilnya selalu dilewati bersama, bersepeda berdua, dia duduk di depan kursi yang kukaitkan di depan stang stir sepeda yang saya buat khusus untuknya, berkeliling lokasi Pemukiman transmigrasi. Bercengkrama dan tertawa berdua hari-hari bersamanya terasa cepat berputar saya tak sanggup menahan waktu hingga akhirnya dia tumbuh menjadi dewasa dan harus pergi meninggalkan saya kuliah di Makassar.
Walau kontak masih terus berlanjut, intensitasnya semakin menurun setelah saya di tugaskan sebagai pengelola keuangan, pekerjaan yang banyak menyita waktu dan pikiran.
Walau saya tidak lagi sibuk dan kembali ke rumah, namun hubungan kami terlanjur beku, dia sudah dewasa tak mungkinlah kalau kami akan selalu bersama.
Suatu hari saya mengetahui kalau dia mendirikan sebuah Yayasan dan mengajak teman-temannya dari Universitas 45 untuk bergabung. Yayasan Karampuang yang dia nakhodai dari har-hari kehari mengalami peningkatan usaha karena kepercayaan dari Pemerintah Daerah dan masyarakat.
Saya sering tersenyum menatap kesederhanaannya, disaat orang berlomba-lomba pamer kekayaan dia masih berkutet dengan Vespa bututnya kemana-mana padahal dia sudah punya mobil pribadi juga rumah pribadi, ya..saya memang patut bangga karena dia tak pernah merepotkan saya, dan memperoleh sesuatu dari hasil jerih payah sendiri, tak ada satupun andil dari orang tua, kecuali biaya untuk sekolah.
Saya yakin keberhasilannya tak luput dari campur tangan Pa SDK yang membawanya menjadi ” Tim Hore ” dalam pemilukada 2005 dan 2010, menjadikan perobahan dalam hidupnya dari seorang Aktifis Mahasiswa yang sangat getol memprotes kebijakan Pemerintah menjadi seorang pemikir yang berhasil.
Yang masih mengganjal di pikiran saya apakah benar dia salah satu ” Tim Hore “ dari Cagub Pa AAS ? saya pun belum yakin karena dia belum pernah memberi tahu kepada saya.
Bersambung…….
RECALLING ( Mengingatkan Kembali ) peristiwa 2010 - 2011, Naskah ini Saya Tulis di Kompasiana pada tanggal 25 Nopember 2010 secara bersambung .., sebagai dukungan Orang Tua kepada anaknya yang tak mengenal lelah, keluar masuk pemukiman transmigrasi menjelajahi kecamatan di Kabupaten Mamuju bahkan sampai ke Kabupaten lain yang ada di Sulawesi Barat sebagai Tim Sukses dari SDKCommunity Pendukung Pasangan Pa AAS - Aladin S Mengga, hingga akhirnya setelah kemenangan diraih Dia terbuang dari kumpulannya dari yang pernah didukungnya mati-matian begitu Saja entah mengapa Sayapun tak tahu ? Walau Dia tak pernah menyesali diri karena tugas sebagai Tim Suskses itu diberikan oleh Pa SDK, namun Sebagai Orang Tua Saya sedih perjuangan tak mengenal lelah yang kadang membuatnya sakit itu tak membuahkan respon, sabar adalah cara terbaik untuk mengatasi kegalauan dihati, Orang Sabar katanya di kasihi Tuhan. Tuhan akan memberikan jalan yang lurus bagi hambanya yang sabar dan Tawakkal.
NASKAH PERTAMA :
Saya sedang lewat di depan rumah jabatan Bupati ketika lampu merah di perapatan empat lapangan Achmad Kirang menyalah, diatas mobil terrano milik putraku, hanya berdua dengan Om Bel kerabat yang mengemudi dan saya duduk di kursi belakang sebelah kiri.
Pandangan saya arahkan kesebuah pamflet ukuran besar yang di pasang sebelah kiri saya, dan dipojok timur lapangan, terbaca dengan jelas sdkcommunity mendukung AAS sebagai calon Gubernur Provinsi Sulawesi Barat priode 2011-2016.
Pak AAS adalah Gubernur Provinsi Sulawesi Barat priode 2006 - 2011, Gubernur incumben yang kembali mencalonkan diri untuk priode ke-2 , 2011 - 2016.
sdkcommunity adalah tim hore ( meminjam istilah mas Wisnu Nugroho, untuk Tim Sukses ) , yang di bentuk dalam rangka pemilukada Bupati Kabupaten Mamuju priode 2010 - 2015, untuk pemenangan Pak SDK, Bupati incumben yang kembali mempertahankan kursinya untuk priode kedua dan dilantik dalam upacara meriah di lapangan merdeka Mamuju pada tanggal 8 oktober 2010 jam 08.00 wita.
Menyoal pemilukada dan tim hore, saya sangat menyadari sesadar-sadarnya bahwa hal ini masuk kedalam rana politik, dan saya sebagai PNS tak wajar kasak-kusuk di dalam arena yang dilarang oleh Undang-undang. Saya masih waras dan hal itu tak mungkin saya lakukan, so..?? saya tak mungkin membahasnya !!
Saya hanya sekedar ingin berbagi saja, ya..berbagi kegembiraan dan kebanggaan saya, karena saya melihat pamflet sdkcommunity dan saya tahu wadah itu dikordinatori oleh putra pertama saya yang saya sangat banggakan, yang masih muda M.Aditiya Arie Yudistira.
Kenangan akan masa lalu saya yang menyenangkan bertugas di unit pemukiman transmigrasi , masih sebagai tenaga honorair, dalam usia remaja saya, Anak ini lahir dari perkawinan saya dengan perempuan anak warga transmigran asal Jawa timur.
Karena saya dimutasi tugas di Mamuju maka kami sekeluarga pindah dan menetap di Mamuju saat dia masih berumur 6 tahun, masa kecilnya sampai dewasa dilewati di Mamuju berteman dengan orang asli Mamuju, kecuali saat dia melanjutkan pendidikan di Universitas 45 Makassar, itupun hampir setiap 3 bulan sekali dia pulang ke Rumah, menurut saya dia adalah orang Mamuju yang lahir di Unit pemjukiman transmigrasi Kabupaten Luwu, dari etnis campuran Palopo-Jawa.
Pikiran saya menerawang hari-hari bersamanya, sejak masih SD dia sudah belajar mencari uang sendiri untuk jajan dengan membantu-bantu neneknya berjualan es lilin di terminal usai sekolah, setelah SMA bergabung di beberapa Oranisasi ekstracurikuler di sekolah dan kampusnya, ikut di berbagai organisasi sosial dan kemasyarakatan, dia sangat mencintai dunia penyiaran dan dunia penulisan. Wataknya yang pendiam dan tertutup membuat saya sulit mengorek isi hatinya.
Yang membuat saya sagat respek padanya karena tak sekalipun saya dengar atau melihatnya sendiri, dia bertengkar apalagi berkelahi dengan teman atau orang lain dari kecil hingga sekarang.
Mungkin karena dia anak pertama, maka rasa sayang padanya tak sanggup saya ucapkan dengan kata-kata, masih segar dalam ingatan masa kecilnya selalu dilewati bersama, bersepeda berdua, dia duduk di depan kursi yang kukaitkan di depan stang stir sepeda yang saya buat khusus untuknya, berkeliling lokasi Pemukiman transmigrasi. Bercengkrama dan tertawa berdua hari-hari bersamanya terasa cepat berputar saya tak sanggup menahan waktu hingga akhirnya dia tumbuh menjadi dewasa dan harus pergi meninggalkan saya kuliah di Makassar.
Walau kontak masih terus berlanjut, intensitasnya semakin menurun setelah saya di tugaskan sebagai pengelola keuangan, pekerjaan yang banyak menyita waktu dan pikiran.
Walau saya tidak lagi sibuk dan kembali ke rumah, namun hubungan kami terlanjur beku, dia sudah dewasa tak mungkinlah kalau kami akan selalu bersama.
Suatu hari saya mengetahui kalau dia mendirikan sebuah Yayasan dan mengajak teman-temannya dari Universitas 45 untuk bergabung. Yayasan Karampuang yang dia nakhodai dari har-hari kehari mengalami peningkatan usaha karena kepercayaan dari Pemerintah Daerah dan masyarakat.
Saya sering tersenyum menatap kesederhanaannya, disaat orang berlomba-lomba pamer kekayaan dia masih berkutet dengan Vespa bututnya kemana-mana padahal dia sudah punya mobil pribadi juga rumah pribadi, ya..saya memang patut bangga karena dia tak pernah merepotkan saya, dan memperoleh sesuatu dari hasil jerih payah sendiri, tak ada satupun andil dari orang tua, kecuali biaya untuk sekolah.
Saya yakin keberhasilannya tak luput dari campur tangan Pa SDK yang membawanya menjadi ” Tim Hore ” dalam pemilukada 2005 dan 2010, menjadikan perobahan dalam hidupnya dari seorang Aktifis Mahasiswa yang sangat getol memprotes kebijakan Pemerintah menjadi seorang pemikir yang berhasil.
Yang masih mengganjal di pikiran saya apakah benar dia salah satu ” Tim Hore “ dari Cagub Pa AAS ? saya pun belum yakin karena dia belum pernah memberi tahu kepada saya.
Bersambung…….
Keberhasilan tentu ada sebabnya patut kiranya kalau hal tersebut pandai-pandai kita selaku manusia berterima kasih kepada sang pencipta dan tidak terlepas dari orang yang andil dalam kehidupan kita .
BalasHapus