Sabtu, 29 Februari 2020
Dihadiri Forkompimda, Wilson Lallengke Lantik Kepengurusan PPWI Tanah Datar ( Sumbar )
ADV, Tanah Datar (Sumbar) - Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA melantik dan mengukuhkan Kepengurusan DPC PPWI Kabupaten Tanah Datar.
Acara pengukuhan yang diawali dengan atraksi Tari Gelombang oleh sekelompok remaja itu berlangsung di Ballroom Hotel Emerse, Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Kamis 27 Februari 2020.
Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, akhirnya Kepengurusan Dewan Pengurus Cabang PPWI di kabupaten yang terletak di tepian Danau Singkarak itu bisa terwujud.
"Perjuangan dan persiapan kawan-kawan PPWI Tanah Datar ini cukup panjang dan melelahkan. Namun hari ini terbayar sudah dengan adanya acara pelantikan pengurus," ungkap ketua panitia, Ardoni usai acara kepada pewarta media ini.
Acara dimulai sekira Pukul 09.30 WIB dengan menyanyikan lagu Kebàngsaan Indonesia Raya. Selanjutnya, prosesi pelantikan pengurus dilakukan oleh Ketum PPWI Wilson Lalengke dengan diawali pembacaan naskah pelantikan.
Seluruh rangkaian prosesi itu disaksikan langsung oleh perangkat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kabupaten Tanah Datar.
Dalam sambutannya, Ardoni menyampaikan ucapan salamat datang kepada Ketua Umum Wilson Lalengke beserta rombongan yang telah menyempatkan diri hadir di Tanah Datar Bumi Luhak Nan Tuo.
"Terima kasih kepada Bapak Wilson Lalengke yang telah menyempatkan diri hadir memenuhi undangan kami, meski di tengah-tengah kesibukan dan kondisi masih lelah karena beliau baru pulang dari Thailand," kata Ardoni.
Ardoni juga menyampaikan laporan terkait pembentukan DPC PPWI Tanah Datar dan persiapan acara pelantikan itu. "Acara ini diadakan dalam rangka mengukuhkan kepengurusan DPC PPWI Tanah Datar sekaligus sosialisasi organisasi ke tengah-tengah masyarakat, serta untuk menjalin silaturahmi diantara warga PPWI yang ada di Sumatera Barat.
Dalam pelaksanaan acaranya, kita semua semata-mata mengharap ridha Allah SWT," imbuh Ardoni. Di akhir penyampainnya, Ardoni bermohon kepada Ketua Umum dan Bupati Tanah Datar sekaligus membuka acara secara resmi dan memberikan arahan-arahan serta wejangan yang bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan organisasi PPWI kedepannya.
Adapun susunan pengurus yang dilantik, yaitu Dewan Pembina: Bupati Tanah Datar, Ketua DPRD Tanah Datar, Dandim 0397 Tanah Datar, Kapolres Tanah Datar, Kejari Tanah Datar dan Ketua Pengadilan Negeri Tanah Datar.
Dewan Penasehat: H. Abbas Kumar Daud dan dr. Afrizal Hasan. Sedangkan jajaran Dewan Pengurus adalah: Ketua Mon Hendri, Wakil Ketua I Dedi Satria, Wakil Ketua II MUhammad Taufik, Wakil Ketua III Ardoni Ernanda, M.Ag, Sekretaris Silvanus, Wakil Sekretaris Mittiarni, Bendahara Azmi Fuad, dan Wakil Bendahara Domi Agustin.
Kepengurusan juga diperkuat dengan beberapa anggota pengurus, yakni: Ahmad Muzaky, Edi Indra, Eky Permana, Freddy, Hendru LB. Sutan Pamenan, Ismet Kurdatu, Jonnes, Maryati, Mailudin, Nurhilmi dan Z.Z. Effendi Dt. Malako.
Dalam sambutannya, Ketua DPC Mon Hendri menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ketua Umum, Dewan Pembina dan Dewan Penasehat atas bimbingan serta arahan yang telah dan akan diberikan.
"Terima kasih sudah setia mengiringi langkah perjuangan DPC PPWI Tanah Datar sehingga berhasil dideklarasikan di tengah-tengah masyarakat Kabupaten Tanah Datar hari ini," ujar Mon Hendri.
Ketua DPC juga menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan yang tergabung dalam PPWI Tanah Datar atas partisipasinya dalam menyukseskan dan memperjuangkan PPWI Tanah Datar sehingga berhasil mencapai puncak pengukuhan dan pelantikan Kepengurusan DPC PPWI Tanah Datar.
Mon Hendri juga mengatakan, kedepannya akan memperjuangkan dan mengembangkan organisasi PPWI, sehinga keberadaan PPWI di tengah-tengah masyarakat Tanah Datar benar-benar bermanfaat sesuai dengan motto ‘’PPWI Tanah Datar Hadir untuk Menampung Informasi Warga Demi Menuju Kesejahteraan Bersama’’.
Ada beberapa program yang telah kami rancang bersama kawan-kawan PPWI Tanah Datar, salah satunya kita akan mendirikan stasiun radio yang untuk sementara waktu kita berkerjasama dengan Diskominfo Tanah Datar,"’ kata Mon Hendri.
Di akhir penyampaiannya, Mon Hendri berharap agar rekan-rekan anggota PPWI Tanah Datar sama-sama berjuang menyatukan persepsi, menyatukan visi misi demi kemajuan dan perkembangan organisasi kedepannya. Hadir dalam acara pelantikan, Bupati Tanah Datar beserta seluruh jajaran Forkopimda, Kapolres Tanah Datar, Kadis Pendidikan Riswandi, Dandim 0307 Tanah Datar, dan Ketua DPRD Tanah Datar. Selain itu, undangan di internal PPWI, hadir Ketua dan anggota PPWI Sijunjung, Ketua dan anggota PPWI Solok, Perwakilan PPWI Siak, Riau, Ketua dan jajaran pengurus DPD PPWI Sumatera Barat, serta senior PPWI Tanah Datar H. Abbas Kumar Daud. Dari kalangan organisasi masyarakat, terlihat hadir Ketua Laskar Merah Putih (LMP) Mada Sumbar, Hamzah, juga srikandi LMP bersama belasan anggota LMP lainnya. Turut hadir pula sejumlah penggiat jurnalistik dan media professional se Tanah Datar (Z.Z.Dt.Malako/Red)
Rabu, 19 Februari 2020
PPWI Dukung Penyusunan Dan Penetapan RUU Omnibus Law Cipta Kerja
Jakarta - Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) sepenuhnya mendukung penyusunan dan penetapan RUU Omnibus Law Cipta Kerja, serta tidak mendukung segala statement yang disuarakan di ruang publik oleh segelintir organisasi pers underbow Dewan Pers bahwa wartawan Indonesia menolak RUU tersebut.
Hal itu disampaikan Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke dan Sekretaris Jenderal H. Fachrul Razi, Rabu (19/2/2020) dalam pernyataan sikap PPWI terhadap pernyataan Dewan Pers bersama Underbow-nya atas RUU Omnibus Law Cipta Kerja.
Wilson menambahkan, dikeluarkan pernyataan tersebut mengigat beredarnya secara luas undangan jumpa pers Pernyataan Sikap Bersama PWI, IJTI, AJI dan LBH Pers, pada Selasa 18 Febuari 2020 yang memuat beberapa poin berkenaan penolakan atas RUU Omnibus Law Cipta Kerja, dan pernyataan mereka bersama Dewan Pers yang seolah-olah mewakili seluruh wartawan Indonesia.
Ditegaskan Wilson, Dewan Pers, bersama segelintir organisasi pers underbow-nya tidak dibenarkan mengklaim diri mewakili masyarakat pers Indonesia. Apalagi kata Wilson, jumlah konstituen Dewan Pers hanya secuil saja dibandingkan dengan ratusan ribu wartawan dan jutaan pewarta warga yang tergabung dalam berpuluh-puluh organisasi pers berlegalitas Kementerian Hukum dan HAM yang tidak menjadi follower dan tidak mengakui eksistensi kepengurusan Dewan Pers saat ini.
Sambungnya, sehubungan dengan hal tersebut, dimaklumkan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa pernyataan sikap bersama beberapa organisasi pers yang dimotori Dewan Pers tersebut tidak mewakili suara masyarakat pers Indonesia. Akan tetapi, hal itu merupakan suatu pemikiran sesat yang dikembangkan oleh segelintir organisasi underbow Dewan Pers selama ini yang menyimpang dari ketentuan UU No. 40 tahun 1999 terkait kewenangan Dewan Pers.
"Dari 21 pasal UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers tersebut, tidak ada satu pasal atau ayat atau huruf pun yang memberikan kewenangan bagi Dewan Pers untuk membuat peraturan teknis tentang pers," tegas Wilson.
Dewan Pers, tambahnya, bukanlah regulator pers.
Sesuai ketentuan Pasal 15 ayat (2) huruf (e) UU No. 40 tahun 1999, pembuatan dan penetapan peraturan teknis bidang pers dilakukan oleh organisasi-organisasi pers masing-masing untuk menjadi pedoman teknis kewartawanan bagi anggota di internal organisasi masing-masing.
"Di organisasi pers inilah makna kemerdekaan dan independensi pers itu dipatrikan, sebagai kanalisasi suara rakyat yang merdeka dan berdaulat, terhindar dari kepentingan politik, kekuasaan, agama, suku, ras, dan anasir sektarian lainnya," ujarnya. Secara umum, tambahnya lagi, PPWI mendukung penyusunan dan penetapan RUU Omnibus Law Cipta Kerja, serta tidak mendukung segala statement yang disuarakan di ruang publik oleh segelintir organisasi pers underbow Dewan Pers bahwa wartawan Indonesia menolak RUU tersebut. (JML/Red)
Kamis, 13 Februari 2020
SENATOR DPD RI FAHRUL RAZI WACANAKAN RUU DOB
ADV, Jakarta - Senator DPD RI Wacanakan RUU DOB Pimpinan Komite I DPD RI H. Fachrul Razi, MIP yang juga ketua Timja DOB mewacanakan akan melahirkan Rancangan Undangan Undang (RUU) Daerah Otonomi Baru (DOB).
Demikian disampaikan dalam rapat audiensi Forkonas CDOB, (Forum Kordinasi Calon Daerah Otonomi Baru) bersama Komite I DPD RI yang di pimpin Wakil Ketua Komite I yang juga Senator asal Aceh, H. Fachrul razi MIP di Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta, Rabu (12/2).
Fachrul Razi mengatakan bahwa DPD RI telah mengirimkan surat kepada Presiden RI berkaitan penandatanganan PP Detada dan Disertada namun hingga saat ini tidak direspon sama sekali.
“Ini penghinaan bagi lembaga negara DPD RI, bahkan PP Detada dan Desertada yang merupakan perintah UU No 23 tahun 2014, sudah 6 tahun tidak ditandatangani,” tegas Fachrul.
Dirinya mewacanakan RUU DOB Pembentukan, Pemekaran dan Penggabungan Daerah harus dilahirkan untuk mengantisipasi lamanya PP detada dan Desertada yang tak kunjung ditandatangani.
“Pemerintah terlalu PHP terhadap daerah, berapa yang negara habis hanya menunggu PP yang tidak kunjung selesai,” tegasnya.
Dalam rapat lanjutan tersebut, Pengurus Forum Komunikasi Nasional Calon Daerah Otonomi Baru ini hadir menyampaikan beberapa langkah strategis yang akan mereka ambil tahun ini.
Termasuk dalam waktu dekat akan Mengadakan MUNAS (Musyawarah Nasional) pemilihan Ketua Baru di Jakarta.
Sekjen Forkonas CDOB, Sekjen Abdurrahman Sang, S.Sos, menyampaikan rasa prihatin atas sikap Pemerintah Pusat yang abai atas aspirasi mereka.
Termasuk mengabaikan Surat Paripurna DPD RI. Bagi Mereka, Pemerintah telah melecehkan Institusi Negara DPD RI. Dilain sisi, Senator Fachrul Razi mengungkapkan bahwa ia selaku ketua Timja DOB berencana akan membentuk Pansus DOB dan menggagas lahirnya RUU DOB sebagai langkah Alternatif.
“Habis Energi Kita menunggu ditanda tanganinya PP Detada & Desertada “ Ungkapnya.
Pesan Direct Message ' Assalamu Alaikum' Ke Wanita Tak Dikenal Berujung Naik di Pelaminan
Foto: wolipop/ instagram@heni.kn
Jakarta - Dikutip dari laman wolipop.detik.com ( tertanggal 13 Pebruari 2020 ) yang menulis tentang kisah anak manusia yang dipertemukan Tuhan dengan cara yang indah lewat DM( Direct Message) Instagram memang asik untuk dibaca.
Seperti dialami oleh wanita asal Lampung ini yang jadi viral karena melangsungkan pernikahan tak lama setelah berkenalan dengan pria lewat DM (Direct Message) Instagram.
Diberitakan oleh wolipop.detik.com dan dikutip bahwa, belum lama ini pengguna Instagram @heni.kn mencuri perhatian setelah berbagi kisah cintanya dengan seorang pria bernama Rosi Abimanyu.
Wanita bernama Heni ini mengungkapkan bahwa perkenalan antara ia dan Abimanyu berawal dari DM Instagram.
Abimanyu yang mengetahui akun Instagram Heni secara acak lewat Explore Instagram mengirim pesan padanya. "Jodoh itu memang unik, lucu bahkan tidak masuk akal.
Percayalah teman-teman, pacaran lama belum tentu itu jodoh kalian. Meskipun ada yang bilang semua itu tergantung niat dan usaha kita.
Foto : wolipop/instagram@heni.kn
Saya sama sekali tidak menyalahkan kata-kata itu, tetapi semua itu akan kalah dengan rencana Allah," tulis Heni di postingan Instagramnya.
Heni mengaku mengenal sosok pria yang kini menjadi suaminya hanya dua bulan. Sebulan setelah mengenal Abimanyu melalui DM Instagram, mereka langsung mengurus pernikahan.
"Kami mengenal melalui social media (Instagram) tepatnya pada tanggal 27 November 2019 dia follow saya. Dan tanggal 29 November dia chat saya melalui DM," cerita Heni.
Pada postingannya itu, wanita yang tinggal di Pringsewu, Lampung ini menjelaskan jika Abimanyu menyapa dirinya melalui kiriman DM Instagram dengan kalimat "Assalamualaikum mba".
Heni pun dibuat tak bisa berkata-kata karena tak lama setelah ia membalas "Waalaikumsalam", pria tersebut langsung berniat untuk melamarnya.
"Tidak lama Rossi bilang begini 'Mba kalau cowoknya kelamaan ngelamar, aku mau lamar mba di bulan Desember.
Disini gue nggak tau harus berpikiran apa. Speechless (untung nggak jantungan cuy) padahal posisi feeds dan bio gue masih foto-foto pacar (mantan). Karena penasaran akhirnya gue follback tuh," ungkap Heni.
Jakarta - Dikutip dari laman wolipop.detik.com ( tertanggal 13 Pebruari 2020 ) yang menulis tentang kisah anak manusia yang dipertemukan Tuhan dengan cara yang indah lewat DM( Direct Message) Instagram memang asik untuk dibaca.
Seperti dialami oleh wanita asal Lampung ini yang jadi viral karena melangsungkan pernikahan tak lama setelah berkenalan dengan pria lewat DM (Direct Message) Instagram.
Diberitakan oleh wolipop.detik.com dan dikutip bahwa, belum lama ini pengguna Instagram @heni.kn mencuri perhatian setelah berbagi kisah cintanya dengan seorang pria bernama Rosi Abimanyu.
Wanita bernama Heni ini mengungkapkan bahwa perkenalan antara ia dan Abimanyu berawal dari DM Instagram.
Abimanyu yang mengetahui akun Instagram Heni secara acak lewat Explore Instagram mengirim pesan padanya. "Jodoh itu memang unik, lucu bahkan tidak masuk akal.
Percayalah teman-teman, pacaran lama belum tentu itu jodoh kalian. Meskipun ada yang bilang semua itu tergantung niat dan usaha kita.
Foto : wolipop/instagram@heni.kn
Saya sama sekali tidak menyalahkan kata-kata itu, tetapi semua itu akan kalah dengan rencana Allah," tulis Heni di postingan Instagramnya.
Heni mengaku mengenal sosok pria yang kini menjadi suaminya hanya dua bulan. Sebulan setelah mengenal Abimanyu melalui DM Instagram, mereka langsung mengurus pernikahan.
"Kami mengenal melalui social media (Instagram) tepatnya pada tanggal 27 November 2019 dia follow saya. Dan tanggal 29 November dia chat saya melalui DM," cerita Heni.
Pada postingannya itu, wanita yang tinggal di Pringsewu, Lampung ini menjelaskan jika Abimanyu menyapa dirinya melalui kiriman DM Instagram dengan kalimat "Assalamualaikum mba".
Heni pun dibuat tak bisa berkata-kata karena tak lama setelah ia membalas "Waalaikumsalam", pria tersebut langsung berniat untuk melamarnya.
"Tidak lama Rossi bilang begini 'Mba kalau cowoknya kelamaan ngelamar, aku mau lamar mba di bulan Desember.
Disini gue nggak tau harus berpikiran apa. Speechless (untung nggak jantungan cuy) padahal posisi feeds dan bio gue masih foto-foto pacar (mantan). Karena penasaran akhirnya gue follback tuh," ungkap Heni.
Jumat, 07 Februari 2020
M. Adhan Kasim Dan SDK : Seberkas Kisah Miris 25 Tahun Jadi Kepala Desa
Reportase oleh : Muhammad Nur ( OKT)
ADV, Mamuju - Bertemu dengan M. Adhan Kasim lelaki paruh baya yang berpenampilan sederhana T-Shirt hitam di kombine dengan celana hitam di suatu pagi 2 hari lalu tepatnya Hari Rabu Pebruari 2020 di Mamuju dalam kesempatan berbincang-bincang dengannya dia berceritra tentang kisah miris berbuah sukacita yang tak pernah terlupakan sepanjang hidup.
Kisah paling menggesankan ketika Beliau berceritra tentang kisahnya suatu hari bersama Dr H Suhardi Duka dan Putrinya Hj Sutinah Suhardi, M.Si. ceritera ini sudah pernah Beliau cerutrakan kepada saya pada tahun 2012 delapan tahun yang lalu.
Beliau duduk tepat didepan saya dan memulai kembali kisahnya Adhan Kasim itulah nama lengkapnya namun akrab disapa dengan Pa Kades atau Pa Adhan saja, lahir dan besar di Kabuloang, Kabupaten Mamuju pada tanggal 10 Nopember 1952, sebagai Putra daerah hanya beberapa tahun setelah menamatkan pendidikan disekolah lanjutan bergabung bersama Golkar ditahun 1970 ketika itu Golkar masih bernama Sekber Golkar dan beliau masih berusia 18 tahun, dibayangkan saja setianya Pa Kades ini pada Golkar yang kalau dihitung-hitung dengan jari-jari sampai saat ini Pa Kades telah malang melintang hidup besama Golkar selama kurang lebih 42 Tahun, meniti karier dari Kader pengurus ranting, hingga menjadi pengurus di DPD Golkar Kabupaten Mamuju sampai di Tahun 2012, walau kemudian pada tahun 2012 berpindah ke Partai Dempkrat Sulawesi Barat yang dinakodai Pa SDK (panggilan akrab Pa SDK).
Selain di Golkar, Pa Kades dengan masa kerja 1/4 abad ini juga berkiprah di Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia ( AMPI ) Kabupaten Mamuju sebagai Dewan Penasehat sekitar tahun 1990 saat itu AMPI dibawa kepengurusan Ketua AMPI Kabupaten Mamuju Drs.Suhardi Duka.
Pa Kades Adhan Kasim menapaki karier sebagai Kepala Desa Belang-Belang sejak 11 Nopember 1984 yang membawahi 4 buah Desa yang saat ini sudah dikembangkan, yaitu Desa Papalang Ibukota Kecamatan papalang, Desa Kabuloang, Desa Batuampa dan Desa Belang-Belang sendiri yang kini jadi berdiri sendiri berpisah dengan Desa-Desa yang telah dimekarkan, kalau begitu ketika jadi kepala desa pertama kalinya Pa Kades Adhan memerintah satu wilayah Kecamatan sangat fantastik kan ?
Yang menakjubkan Pa Kades kita ini terus terpilih hingga tahun 2010 Beliau berhenti setelah peraturan perundang-undangan tidak lagi memperbolehkan untuk seseorang memangku jabatan Kades lebih dari 2 priode.
Kalau tidak akan memperpanjang rekornya menjadi seumur hidup jadi Kades di Tanah Manakarra. Soal kecintaannya pada Desa dan Warganya serta kecintaann Penduduk Desa pada Sang Kades, serta karya-karyanya terhadap Pembangunan Desanya rasanya tak usah dipertanyakan lagi terlalu panjang dan butuh waktu untuk menuliskannya dengan terpilih secara aklamasi selama 1/4 Abad jadi Kades dedikasinya terhadap tanah kelahirannya jadi tak perlu dipertanyakan lagi. Kades waktu bekerja dan berkaya hanya dodasari pada pengabdian dan kecintaan pada negeri.
Penulis akan membawa para pembaca kepada kisah miris seorang Kades yang telah memimpin Desa selama kurun waktu puluhan tahun besar bersama Organisasi Besar tapi tak mampu membawa kehidupannya mapan dan besar seperti halnya Para Pejabat Kades lain yang berada di Daerah Jawa, Bali, Sumatra dan lainnya dimana jabatan Kepala Desa jadi rebutan dalam pertarungan Pilkades,karena kabarnya mampu membawa kontestan terpilih hidup jauh lebih baik dari sebelumnya.
M.Adhan Kasim pria sederhana yang juga hidup sederhana seperti masyarakat pada umumnya, kemana-mana selalu akrab dengan motor bebek, walau pernah duduk sebagai kades selama 1/4 abad ditanah kelahiran sendiri, tapi kesederhanaan dan kepolosannya menarik hati Saya untuk mewawancarainya pada delapan tahun yang lalu dan kembali saya review disaat saya bertemu kemarin.
Ini hasil wawancara saya dengan Pa Adhan Kasim.
Pa Kades sebagaimana kita ketahui bahwa anda adalah Mantan Kades yang pernah memerintah selama kurun waktu 25 Tahun di Desa Belang-Belang dan Kabuloang ?"
Pa Adhan :" Ya Benar, Saya menjadi Kepala Desa sejak hari pelantikan 11Nopember 1984 dan berakhir pada tahun 2010 lupa tanggalnya, maklum sudah tua !" katanya berkelakar sambil nyeruput kopi dari gelas mini yang ada didepannya.
Penulis " " Kalau begitu hampir separuh hidup Pa Kades dong, ya kalau begitu banyak sekali suka dan duka Pa Kades bisakah kita berbagi satu pengalaman saja diantara beribu pengalaman dan yang paling berkesan bagi Pa Kades, pengalaman yang tak terlupakan ?" kataku sambil tersenyum.
Pa Adhan: ( Sambil berusaha mengingat kenangan masa lalunya ) tiba-tiba berujar " Ada satu diantara sekian pengalaman menarik dalam hidup Saya ketika sudah jadi Kades , yang paling Saya Ingat " Katanya sembari tersenyum.
Tahun 1999, adalah awal dari kejatuhan Rezim Orde Baru masa krisis ekonomi, dimana harga kebutuhan pokok membumbung tinggi, walau sudah jadi Kades lebih dari 10 tahun kehidupan Saya sangatlah sederhana, jadi Kades di kampung sendiri bukanlah tempat untuk mengais rupiah, tapi untuk mengabdi pada keluarga sendiri, membantu keluarga yang rata-rata saat itu masih berpenghasilan rendah, termasuk Kepala Desanya yang masih terbawa hingga kini hidup sederhana dari rezeki yang halal. Contoh kecil bagaimana mirisnya kehidupan Saya sebagai Kades akan Saya tuturkan seperti ini :
" Suatu hari anak Saya yang menuntut Ilmu di Universitas Hasanuddin ( UNHAS ) Makassar mengirim surat membutuhkan biaya untuk skrip akhir penyelesaian kuliahnya dalam Surat itu Dia berkata
" Bapak Harus kirim Uang sebanyak Rp.350 ribu untuk biaya Skripsi dan Wisudah Saya, dan Kalau Bapak tidak mengirim uang itu dalam 2 hari ini, Saya gagal Pa untuk menyelesaikan kuliah, ma kasih "kata Pa Kades matanya berkaca-kaca mungkin sedang mengenang masa itu.
Pa Kades lalu melanjutkan kisahnya setelah menarik nafas panjang katanya" Pikirannya kacau balau bercampur galau menatap surat yang tak sengaja jatuh dibawa ubin disela kakinya lepas begitu saja tak terkontrol karena gamang darimana harus mendapatkan uang 350 ribu padahal putrinya akan segera diwisuda atau gagal kata gagal membuatnya terpuruk resah.
Pa Kades tak punya uang sebesar itu ditengah krisis ekonomi yang melanda Negeri ini, jangankan dimasa krisis disaat-saat biasa bila mendadak begini beliau susah yang harus membiayai 3 orang anak yang semua masih bersekolah sering mengalami kesulitan.
Beliau tak bisa berfikir panjang untuk menjual barang-barang miliknya yang tersisa, mau minta tolong pada siapa dia juga tak tahu berbagai usaha telah dilakukan namun gagal dan gagal lagi.
Pa Kades Hampir putus asa Entah angin apa yang membawa berita tiba-tiba saja Pa Kades mengingat salah seorang kerabatnya yang akrab disapa Pa SDK ( DR.H.Suhardi Duka,MM saat ini Pen. ) , entah mengapa hatinya membawanya kerumah kerabatnya ini tentu dengan harapan ada solusi untuk memecahkan masalahnya, walau Pa Kades tahu pada tahun 1999 Pa SDK masih bukanlah seorang pejabat publik tapi tak lebih ketika itu hanyalah seorang PNS yang sukarela dan mohon dengan hormat mundur demi berkiprah di Politik sebagai Sekertaris DPD Golkar Kabupaten Mamuju.
Setibanya di Rumah Pa SDK Pa Kades tak lantas mengemukakan harapannya, berceritra dulu apa saja yang pantas Dia ceritrakan sambil minum kopi, seketika timbul rasa frez dihatinya bersama SDK seperti biasa selalu membawa kesejukan, kata Pa Adhan.
Pa SDK adalah angin segar bagi hati yang gundah dan selalu dinanti bila tak hadir ditengah-tengah kelompoknya. Pa Kades terus saja berkisah dan Saya bisa manggut-manggut sambil tersenyum.." teruskan Pa Kades kataku ".
Dia lalu memperbaiki letak duduknya dan kembali berkisah katanya " Tak terduga tiba-tiba saja Pa SDK berkata " Barangkali ada keperluan lainnya ? " itu kata Pa SDK sembari tersebyum seperti kita ketahui bahwa sampai saat ini Pa SDK memang salah satu Orang yang sering tersenyum.
Geleger, hati dan perasaan Pa Kades seakan berbunga indah Dia menjawab dengan sebuah harapan " saya butuh uang untuk keperluan anak kuliah, kalau tak dikirim hari ini bisa fatal anak Saya gagal untuk wisuda.
" Namun harapan Pa Kades kembali kuncup bergejolak seperti semula ketika mendengar ucapan Pa SDK
" Wah Sayang Saya juga tidak punya Uang, tapi bagaimana Pendidkan harus selalu menjadi priortas " katanya diwajahnya nampak kecewa tak bisa membantu.
Perkataan itu sebenarnya beralasan saat itu krisis tengah melanda dan Pa SDK belum seperti sekarang ini Dia hanya seorang anak muda yang punya banyak hal dan cita-cita untuk membawa Mamuju dan masyarakat Mamuju menjadi maju, sejahtera lahir maupun bathin.
Ketika tengah terpanah merenung memikirkan nasib si buah hati yang membutuhkan Dana Pa Kades dikejutkan oleh Suara Pa SDK yang menyapa anaknya yang baru pulang dari sekolah Anak pertamanya bernama Sutinah Suhardi.
" Kesini dulu Nak Bapak mau tanya " kata pa SDK Pada Sutinah yang saat itu masih sekolah di SMP. " Kenapa Pa " sambut Sang Anak.
" Coba kasi lihat Bapak isi tabunganmu, kalau masih cukup bisa diambil coba ambilkan untuk Om ini 350 ribu ?" " Masih bisa Pa "
Tina lalu beranjak pergi ke Bank untuk menarik sisa Uang Tabungan yang kemudian diserahkan pada Sang Ayah yang kemudian diberikan pada Pa Adhan.
Seperti mendapat durian runtuh perasaan senang, bahagia dan entah apalagi Pa Kades menerima uang dari Pa SDK, tanpa bas-bis-bus langsung mengucapkan terima kasih dan berlalu mengejar waktu untuk segera mengirimkan Uang kepada Anaknya untuk keperluan kuliah sesuai permintaan di surat.
Tak henti-hentinya Pa Kades mengucapkan syukur dari sejak keluar dari rumah Pa SDK hingga Uang tersebut dititipkan kepada Jasa Pengiriman di sebuah pengangkutan, bersyukur karena Tuhan dan Pa SDK menolongnya dari kemelut yang menimpa, syukur karena Dia masih ingat dan masih segar kisah itu hadir dalam benaknya sehingga dapat menceritrakan kepada Saya, syukur karena anaknya dapat diwisuda dan kini menjadi PNS di era Pemerintahan Pa SDK tentu berkat jasa Pa SDK juga, syukur karena anak-anakna semua sudah jadi sarjana.
Dan syukur yang terakhir komitmen Pa SDK terhadap Pendidikan dan kesehatan utuk mencerdaskan kehidupan bangsa hingga kini masih terpatri itu dibuktikan dengan Pendidikan Gratis hingga sekolah lanjutan dan Berobat gratis bagi semua masyarakat yang berada di Kabupaten Mamuju.
Pa Adhan alias Pa Kades yang menjabat lebih dari 25 tahun masih seperti ketika menjabat sebagai Kades tetap sederhana, energik dan bersemangat walau telah berusia 60 Tahun dan masih diberi kepercayaan untuk berkiprah sebagai Pengawas disalahsatu perusahaan milik daerah oleh Pa SDK selama 6 tahun.
Diakhir wawancara beliau mengatakan " Kisahnya sebagai Kades dan kebersamaannya dengan SDK selama 25 tahun di Golkar masih panjang, dan tak mungkin bisa dihapus oleh waktu, dia berharap Pa SDK dan setiap Orang tidak menapsirkan cerita nyata ini sebagai upaya mengkultuskan seseorang..bukan, ini kenyataan Bung..ujarnya menutup kisahnya. Dan kita tunggu kisah selanjutnya**
ADV, Mamuju - Bertemu dengan M. Adhan Kasim lelaki paruh baya yang berpenampilan sederhana T-Shirt hitam di kombine dengan celana hitam di suatu pagi 2 hari lalu tepatnya Hari Rabu Pebruari 2020 di Mamuju dalam kesempatan berbincang-bincang dengannya dia berceritra tentang kisah miris berbuah sukacita yang tak pernah terlupakan sepanjang hidup.
Kisah paling menggesankan ketika Beliau berceritra tentang kisahnya suatu hari bersama Dr H Suhardi Duka dan Putrinya Hj Sutinah Suhardi, M.Si. ceritera ini sudah pernah Beliau cerutrakan kepada saya pada tahun 2012 delapan tahun yang lalu.
Beliau duduk tepat didepan saya dan memulai kembali kisahnya Adhan Kasim itulah nama lengkapnya namun akrab disapa dengan Pa Kades atau Pa Adhan saja, lahir dan besar di Kabuloang, Kabupaten Mamuju pada tanggal 10 Nopember 1952, sebagai Putra daerah hanya beberapa tahun setelah menamatkan pendidikan disekolah lanjutan bergabung bersama Golkar ditahun 1970 ketika itu Golkar masih bernama Sekber Golkar dan beliau masih berusia 18 tahun, dibayangkan saja setianya Pa Kades ini pada Golkar yang kalau dihitung-hitung dengan jari-jari sampai saat ini Pa Kades telah malang melintang hidup besama Golkar selama kurang lebih 42 Tahun, meniti karier dari Kader pengurus ranting, hingga menjadi pengurus di DPD Golkar Kabupaten Mamuju sampai di Tahun 2012, walau kemudian pada tahun 2012 berpindah ke Partai Dempkrat Sulawesi Barat yang dinakodai Pa SDK (panggilan akrab Pa SDK).
Selain di Golkar, Pa Kades dengan masa kerja 1/4 abad ini juga berkiprah di Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia ( AMPI ) Kabupaten Mamuju sebagai Dewan Penasehat sekitar tahun 1990 saat itu AMPI dibawa kepengurusan Ketua AMPI Kabupaten Mamuju Drs.Suhardi Duka.
Pa Kades Adhan Kasim menapaki karier sebagai Kepala Desa Belang-Belang sejak 11 Nopember 1984 yang membawahi 4 buah Desa yang saat ini sudah dikembangkan, yaitu Desa Papalang Ibukota Kecamatan papalang, Desa Kabuloang, Desa Batuampa dan Desa Belang-Belang sendiri yang kini jadi berdiri sendiri berpisah dengan Desa-Desa yang telah dimekarkan, kalau begitu ketika jadi kepala desa pertama kalinya Pa Kades Adhan memerintah satu wilayah Kecamatan sangat fantastik kan ?
Yang menakjubkan Pa Kades kita ini terus terpilih hingga tahun 2010 Beliau berhenti setelah peraturan perundang-undangan tidak lagi memperbolehkan untuk seseorang memangku jabatan Kades lebih dari 2 priode.
Kalau tidak akan memperpanjang rekornya menjadi seumur hidup jadi Kades di Tanah Manakarra. Soal kecintaannya pada Desa dan Warganya serta kecintaann Penduduk Desa pada Sang Kades, serta karya-karyanya terhadap Pembangunan Desanya rasanya tak usah dipertanyakan lagi terlalu panjang dan butuh waktu untuk menuliskannya dengan terpilih secara aklamasi selama 1/4 Abad jadi Kades dedikasinya terhadap tanah kelahirannya jadi tak perlu dipertanyakan lagi. Kades waktu bekerja dan berkaya hanya dodasari pada pengabdian dan kecintaan pada negeri.
Penulis akan membawa para pembaca kepada kisah miris seorang Kades yang telah memimpin Desa selama kurun waktu puluhan tahun besar bersama Organisasi Besar tapi tak mampu membawa kehidupannya mapan dan besar seperti halnya Para Pejabat Kades lain yang berada di Daerah Jawa, Bali, Sumatra dan lainnya dimana jabatan Kepala Desa jadi rebutan dalam pertarungan Pilkades,karena kabarnya mampu membawa kontestan terpilih hidup jauh lebih baik dari sebelumnya.
M.Adhan Kasim pria sederhana yang juga hidup sederhana seperti masyarakat pada umumnya, kemana-mana selalu akrab dengan motor bebek, walau pernah duduk sebagai kades selama 1/4 abad ditanah kelahiran sendiri, tapi kesederhanaan dan kepolosannya menarik hati Saya untuk mewawancarainya pada delapan tahun yang lalu dan kembali saya review disaat saya bertemu kemarin.
Ini hasil wawancara saya dengan Pa Adhan Kasim.
Pa Kades sebagaimana kita ketahui bahwa anda adalah Mantan Kades yang pernah memerintah selama kurun waktu 25 Tahun di Desa Belang-Belang dan Kabuloang ?"
Pa Adhan :" Ya Benar, Saya menjadi Kepala Desa sejak hari pelantikan 11Nopember 1984 dan berakhir pada tahun 2010 lupa tanggalnya, maklum sudah tua !" katanya berkelakar sambil nyeruput kopi dari gelas mini yang ada didepannya.
Penulis " " Kalau begitu hampir separuh hidup Pa Kades dong, ya kalau begitu banyak sekali suka dan duka Pa Kades bisakah kita berbagi satu pengalaman saja diantara beribu pengalaman dan yang paling berkesan bagi Pa Kades, pengalaman yang tak terlupakan ?" kataku sambil tersenyum.
Pa Adhan: ( Sambil berusaha mengingat kenangan masa lalunya ) tiba-tiba berujar " Ada satu diantara sekian pengalaman menarik dalam hidup Saya ketika sudah jadi Kades , yang paling Saya Ingat " Katanya sembari tersenyum.
Tahun 1999, adalah awal dari kejatuhan Rezim Orde Baru masa krisis ekonomi, dimana harga kebutuhan pokok membumbung tinggi, walau sudah jadi Kades lebih dari 10 tahun kehidupan Saya sangatlah sederhana, jadi Kades di kampung sendiri bukanlah tempat untuk mengais rupiah, tapi untuk mengabdi pada keluarga sendiri, membantu keluarga yang rata-rata saat itu masih berpenghasilan rendah, termasuk Kepala Desanya yang masih terbawa hingga kini hidup sederhana dari rezeki yang halal. Contoh kecil bagaimana mirisnya kehidupan Saya sebagai Kades akan Saya tuturkan seperti ini :
" Suatu hari anak Saya yang menuntut Ilmu di Universitas Hasanuddin ( UNHAS ) Makassar mengirim surat membutuhkan biaya untuk skrip akhir penyelesaian kuliahnya dalam Surat itu Dia berkata
" Bapak Harus kirim Uang sebanyak Rp.350 ribu untuk biaya Skripsi dan Wisudah Saya, dan Kalau Bapak tidak mengirim uang itu dalam 2 hari ini, Saya gagal Pa untuk menyelesaikan kuliah, ma kasih "kata Pa Kades matanya berkaca-kaca mungkin sedang mengenang masa itu.
Pa Kades lalu melanjutkan kisahnya setelah menarik nafas panjang katanya" Pikirannya kacau balau bercampur galau menatap surat yang tak sengaja jatuh dibawa ubin disela kakinya lepas begitu saja tak terkontrol karena gamang darimana harus mendapatkan uang 350 ribu padahal putrinya akan segera diwisuda atau gagal kata gagal membuatnya terpuruk resah.
Pa Kades tak punya uang sebesar itu ditengah krisis ekonomi yang melanda Negeri ini, jangankan dimasa krisis disaat-saat biasa bila mendadak begini beliau susah yang harus membiayai 3 orang anak yang semua masih bersekolah sering mengalami kesulitan.
Beliau tak bisa berfikir panjang untuk menjual barang-barang miliknya yang tersisa, mau minta tolong pada siapa dia juga tak tahu berbagai usaha telah dilakukan namun gagal dan gagal lagi.
Pa Kades Hampir putus asa Entah angin apa yang membawa berita tiba-tiba saja Pa Kades mengingat salah seorang kerabatnya yang akrab disapa Pa SDK ( DR.H.Suhardi Duka,MM saat ini Pen. ) , entah mengapa hatinya membawanya kerumah kerabatnya ini tentu dengan harapan ada solusi untuk memecahkan masalahnya, walau Pa Kades tahu pada tahun 1999 Pa SDK masih bukanlah seorang pejabat publik tapi tak lebih ketika itu hanyalah seorang PNS yang sukarela dan mohon dengan hormat mundur demi berkiprah di Politik sebagai Sekertaris DPD Golkar Kabupaten Mamuju.
Setibanya di Rumah Pa SDK Pa Kades tak lantas mengemukakan harapannya, berceritra dulu apa saja yang pantas Dia ceritrakan sambil minum kopi, seketika timbul rasa frez dihatinya bersama SDK seperti biasa selalu membawa kesejukan, kata Pa Adhan.
Pa SDK adalah angin segar bagi hati yang gundah dan selalu dinanti bila tak hadir ditengah-tengah kelompoknya. Pa Kades terus saja berkisah dan Saya bisa manggut-manggut sambil tersenyum.." teruskan Pa Kades kataku ".
Dia lalu memperbaiki letak duduknya dan kembali berkisah katanya " Tak terduga tiba-tiba saja Pa SDK berkata " Barangkali ada keperluan lainnya ? " itu kata Pa SDK sembari tersebyum seperti kita ketahui bahwa sampai saat ini Pa SDK memang salah satu Orang yang sering tersenyum.
Geleger, hati dan perasaan Pa Kades seakan berbunga indah Dia menjawab dengan sebuah harapan " saya butuh uang untuk keperluan anak kuliah, kalau tak dikirim hari ini bisa fatal anak Saya gagal untuk wisuda.
" Namun harapan Pa Kades kembali kuncup bergejolak seperti semula ketika mendengar ucapan Pa SDK
" Wah Sayang Saya juga tidak punya Uang, tapi bagaimana Pendidkan harus selalu menjadi priortas " katanya diwajahnya nampak kecewa tak bisa membantu.
Perkataan itu sebenarnya beralasan saat itu krisis tengah melanda dan Pa SDK belum seperti sekarang ini Dia hanya seorang anak muda yang punya banyak hal dan cita-cita untuk membawa Mamuju dan masyarakat Mamuju menjadi maju, sejahtera lahir maupun bathin.
Ketika tengah terpanah merenung memikirkan nasib si buah hati yang membutuhkan Dana Pa Kades dikejutkan oleh Suara Pa SDK yang menyapa anaknya yang baru pulang dari sekolah Anak pertamanya bernama Sutinah Suhardi.
" Kesini dulu Nak Bapak mau tanya " kata pa SDK Pada Sutinah yang saat itu masih sekolah di SMP. " Kenapa Pa " sambut Sang Anak.
" Coba kasi lihat Bapak isi tabunganmu, kalau masih cukup bisa diambil coba ambilkan untuk Om ini 350 ribu ?" " Masih bisa Pa "
Tina lalu beranjak pergi ke Bank untuk menarik sisa Uang Tabungan yang kemudian diserahkan pada Sang Ayah yang kemudian diberikan pada Pa Adhan.
Seperti mendapat durian runtuh perasaan senang, bahagia dan entah apalagi Pa Kades menerima uang dari Pa SDK, tanpa bas-bis-bus langsung mengucapkan terima kasih dan berlalu mengejar waktu untuk segera mengirimkan Uang kepada Anaknya untuk keperluan kuliah sesuai permintaan di surat.
Tak henti-hentinya Pa Kades mengucapkan syukur dari sejak keluar dari rumah Pa SDK hingga Uang tersebut dititipkan kepada Jasa Pengiriman di sebuah pengangkutan, bersyukur karena Tuhan dan Pa SDK menolongnya dari kemelut yang menimpa, syukur karena Dia masih ingat dan masih segar kisah itu hadir dalam benaknya sehingga dapat menceritrakan kepada Saya, syukur karena anaknya dapat diwisuda dan kini menjadi PNS di era Pemerintahan Pa SDK tentu berkat jasa Pa SDK juga, syukur karena anak-anakna semua sudah jadi sarjana.
Dan syukur yang terakhir komitmen Pa SDK terhadap Pendidikan dan kesehatan utuk mencerdaskan kehidupan bangsa hingga kini masih terpatri itu dibuktikan dengan Pendidikan Gratis hingga sekolah lanjutan dan Berobat gratis bagi semua masyarakat yang berada di Kabupaten Mamuju.
Pa Adhan alias Pa Kades yang menjabat lebih dari 25 tahun masih seperti ketika menjabat sebagai Kades tetap sederhana, energik dan bersemangat walau telah berusia 60 Tahun dan masih diberi kepercayaan untuk berkiprah sebagai Pengawas disalahsatu perusahaan milik daerah oleh Pa SDK selama 6 tahun.
Diakhir wawancara beliau mengatakan " Kisahnya sebagai Kades dan kebersamaannya dengan SDK selama 25 tahun di Golkar masih panjang, dan tak mungkin bisa dihapus oleh waktu, dia berharap Pa SDK dan setiap Orang tidak menapsirkan cerita nyata ini sebagai upaya mengkultuskan seseorang..bukan, ini kenyataan Bung..ujarnya menutup kisahnya. Dan kita tunggu kisah selanjutnya**
Kamis, 06 Februari 2020
Pimred Lintas Aceh: wartawan Diancam Dibunuh Kok Belum Memenuhi Unsur
ACEH TAMIANG - Pimred Media Online LintasAtjeh.com turut mengomentari kasus pengancaman dua wartawan di Aceh Tamiang yang tidak ditindaklanjuti oleh pihak Polres Aceh Tamiang.
Hal itu diketahui berdasarkan SP2HP atau Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan yang diterima pelapor Muhammad Hanafiah. Surat bernomor SP2HP/07/I/Res 1.24/2020/Reskrim dari Satreskrim Polres Aceh Tamiang, perihal pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan tersebut diterima pada Senin kemarin, 3 Januari 2020.
Sebelumnya kasus dugaan pengancaman terhadap dua wartawan, yakni Muhammad Hanafiah alias Bang Agam dan Zulfadli Idris alias Bang Iyong dilakukan oleh oknum pengurus Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kabupaten Aceh Tamiang, berinisial Z Alias WL, yang dilaporkan pada 13 Agustus 2019 lalu.
"Jangan pula kita datangkan ahlinya ahli, intinya inti yang tenar kayak Mbah Ndul untuk menunjukkan unsur pidananya," ujar Pimred LintasAtjeh.com, Ari Muzakki melalui siaran persnya, Selasa (04/02/2020).
Kata dia, sudah jelas dalam keterangan Muhammad Hanafiah sebagai pelapor menegaskan pihaknya diancam mau dibunuh oleh pelapor. "Jadi unsur mana yang tidak dipenuhi untuk ditindaklanjuti.
Jangan biarkan orang jadi korban baru ada unsur," sebutnya. Lanjut Pimred, wartawan Lintas Atjeh juga jadi korban pengancaman pembunuhan itu.
"Jadi, saya minta Polres Aceh Tamiang bertindak profesional dan proporsional. Jangan sampai hilang kepercayaan warga untuk melapor karena ketidakadilan aparat kepolisian," harapnya sembari menyampaikan dukungan agar pihak Polres Aceh Tamiang meninjau ulang SP2HP itu.
Pimred Lintas Atjeh juga menyarankan agar kedua wartawan Aceh Tamiang kembali membuat laporan ulang dengan kasus dugaan perbuatan tidak menyenangkan di muka umum. "Coba buat laporan ulang dengan bukti-bukti tambahan, kita tunggu hasilnya," demikian sarannya. [AMZ/Red]
Minggu, 02 Februari 2020
Kemenkes RI Dukung Perizinan Pabrik CV. Biofar Shrimp Skincare
ADV, Jakarta – Pasca grand opening pabrik CV. Biofar Shrimp Skincare beberapa waktu lalu, di Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), ilmuwan Muhammad Ja’far Hasibuan melakukan kunjungan ke sejumlah kementerian salah satunya Kementerian Kesehatan.
Dalam kunjungan ini, Ja’far disambut oleh sejumlah petinggi Kemenkes diantaranya, Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kemenkes Agusdini Banun menteri Kesehatan RI, Heru Sunaryo, Kasubdit Kemandirian BBO dan BBOT, Roni Syah Putra, S. Farm, Kasie Obat Rengganis Pranandari, Apt. MFarm, Kasie Obat Tradisional, dan Anwar Wahyudi, Apt. Kasie Kemandirian Obat.
Dalam kesempatan ini, Ja’far memaparkan sejumlah program dan hasil temuan serta raihan yang telah dicapai usai beliau dinobatkan sebagai juara di Shanghai China.
Pada intinya terkait temuan obat herbal untuk penyembuhan berbagai macam penyakit kulit.
Atas upaya tersebut, Kemenkes menyambut baik pengembangan obat herbal ini. Terlebih obat Biofar Shrimp Skincare dikembangkan oleh putra-putri bangsa.
“Kami mengapresiasi anak bangsa yang mengharumkan nama Indonesia dikancah internasional melalui karyanya. Tentu saja kunjungan pak Ja’far ke Kemenkes RI kami terima dengan tangan terbuka,” kata Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kemenkes Agusdini Banun kemarin (30/1/2020).
Tak hanya itu, Kemenkes juga memberi dukungan terkait kemudahan proses izin CV miliknya.
“Pada kesempatan kunjungan tersebut kami sampaikan konsultasi dan informasi sebagai dukungan terhadap usaha beliau dan untuk mewujudkan iklim kemudahan berusaha,” ucap dia.
Menurut rencana, tim Kemenkes RI dan BPOM RI akan melakukan kunjungan ke pabrik miliknya di Asahan yang berhasil menginovasi bahan olahan udang halus kecil menjadi obat kulit luar dan dalam bagi manusia dan hewan tersebut.
Jakarta – Pasca grand opening pabrik CV. Biofar Shrimp Skincare beberapa waktu lalu, di Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), ilmuwan Muhammad Ja’far Hasibuan melakukan kunjungan ke sejumlah kementerian salah satunya Kementerian Kesehatan.
Dalam kunjungan ini, Ja’far disambut oleh sejumlah petinggi Kemenkes diantaranya, Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kemenkes Agusdini Banun menteri Kesehatan RI, Heru Sunaryo, Kasubdit Kemandirian BBO dan BBOT, Roni Syah Putra, S. Farm, Kasie Obat Rengganis Pranandari, Apt. MFarm, Kasie Obat Tradisional, dan Anwar Wahyudi, Apt. Kasie Kemandirian Obat.
Dalam kesempatan ini, Ja’far memaparkan sejumlah program dan hasil temuan serta raihan yang telah dicapai usai beliau dinobatkan sebagai juara di Shanghai China. Pada intinya terkait temuan obat herbal untuk penyembuhan berbagai macam penyakit kulit. Atas upaya tersebut, Kemenkes menyambut baik pengembangan obat herbal ini. Terlebih obat Biofar Shrimp Skincare dikembangkan oleh putra-putri bangsa.
“Kami mengapresiasi anak bangsa yang mengharumkan nama Indonesia dikancah internasional melalui karyanya. Tentu saja kunjungan pak Ja’far ke Kemenkes RI kami terima dengan tangan terbuka,” kata Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kemenkes Agusdini Banun kemarin (30/1/2020).
Tak hanya itu, Kemenkes juga memberi dukungan terkait kemudahan proses izin CV miliknya. “Pada kesempatan kunjungan tersebut kami sampaikan konsultasi dan informasi sebagai dukungan terhadap usaha beliau dan untuk mewujudkan iklim kemudahan berusaha,” ucap dia.
Menurut rencana, tim Kemenkes RI dan BPOM RI akan melakukan kunjungan ke pabrik miliknya di Asahan yang berhasil menginovasi bahan olahan udang halus kecil menjadi obat kulit luar dan dalam bagi manusia dan hewan tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)